Mohon tunggu...
Lulu Vebriany Akbar
Lulu Vebriany Akbar Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Aku adalah embun yang mencintai mentari, ceria berkawan dengan hari..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Tunggu Mati

21 Desember 2012   01:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:17 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judulnya seperti mengerikan. Tapi bukan itu maksudku. Hanya ingin menyampaikan bahwa kita sebagai seorang anak, jangan tunggu mati untuk berbuat baik kepada orangtua kita. Jangan menunggu mereka pergi meninggalkan kita, baru kita tergugah untuk mendoakan mereka dikarenakan penyesalan yang hadir, merasa kehilangan. Orangtua itu ada AYAH dan IBU, tetapi kedudukan IBU tigakali diatas AYAH. Sementara hal-hal yang harus kita lakukan sebagai anak, diantaranya :

  1. Jika orangtua masih hidup, berbuat baiklah kepada mereka. Bertutur kata yang lembut. Jangan lupa sedekah kepada orangtua. Terlalu sibuk dengan bersedekah kepada orang banyak, kemudian melupakan orangtua, jangan sampai deh.
  2. Berikan perhatian. Pada dasarnya para orangtua (terutama ibu) tidak ingin diberikan uang banyak, ia hanya tidak ingin jauh dengan anak-anaknya. Sementara kejadian yang sering ada adalah, anak pergi jauh merantau, orangtua  tak mau turut sang anak, tetap tinggal dikampung, kesepian. Sang anak hanya akan pulang jika hari raya datang, pada saat orangtua sakit, atau pada saat justru ketika orangtua meninggal. Na'udzubillah. Maka ciptakanlah sesering mungkin kebersamaan dengan orangtua kita, ayah atau ibu kita. Boleh jadi sebagian dari orangtua kita adalah telah saling berpisah, atau salah satunya telah tiada. Tentu lebih-lebih lagi memerlukan perhatian ekstra dari kita, apalagi jika sudah berusia senja.
  3. Jika kita adalah seorang isteri, maka bakti kita adalah kepada suami. Jangan halangi suami untuk berbakti kepada ibunya, termasuk kepada ibu kita. Maka kita ( yg sebagai isteri )  harus menjadi pendukung suami agar suami dapat menjadi anak yang berbakti kepada orangtuanya juga orangtua kita. Karena ketika kita menikah, maka orangtua kita menjadi dua pasang bukan ? Mertua kita adalah orangtua kita juga.
  4. Sementara jika kita adalah seorang suami, maka jika diberikan pilihan harus memilih isteri atau ibu ? dahulukan Ibu. (para isteri tidak boleh cemburu ya? :) baca kembali poin 3 ). Sebisa mungkin tidak memberikan pilihan seperti itu. Ketika isteri menghalangi sang suami untuk berbakti kepada ibunya maka itu sama artinya sang isteri secara terang-terangan menggiring sang suami menuju neraka, menuju murkanya Allah.
  5. Bakti kita kepada suami, orangtua, sejauh itu tidak menyimpang dari agama, tidak mengajak kita untuk bermaksiat. Tapi jika ternyata sebaliknya, maka kita harus menolak dan doakan yang terbaik bagi mereka agar mendapatkan hidayah.
  6. Seburuk apapun perlakuan yang pernah kita terima dari orangtua, maka kita sebagai anak tetap wajib berbuat baik kepada mereka. Orangtua boleh berbuat dosa kepada anak, tapi anak harus tetap berbakti kepada orangtua, tak boleh mendurhakai orangtua. Kemudian doakan kebaikan bagi mereka.
  7. Jika orangtua telah meninggal dunia, apa yang harus kita lakukan ? mendoakan, bersedekah atas nama mereka, berbuat baik kepada orang-orang yang telah berbuat baik kepada orangtua kita, menyambung tali silaturahim dengan kaum kerabat dari orangtua kita.
  8. Pernahkah Allah marah kepada kita ? pasti pernah, tapi kita tidak tahu. Karena Allah itu gaib, tak terlihat. Maka jika ingin tahu marahkah Allah kepada kita, lihatlah orangtua kita, lihat ibu kita. Ketika mereka marah, saat itulah Allah marah kepada kita. Maka jangan pernah buat atau membiarkan orangtua kita marah. Buatlah mereka selalu tersenyum bahagia, merasa beruntung memiliki kita, merasa bangga melahirkan kita. Subhanallah ...

Apa lagi ya ? ada tambahankah ? banyak pastinya ya ....

[caption id="attachment_215729" align="aligncenter" width="300" caption="berkumpul, kebersamaan, membuat mereka bahagia, maka seringlah menciptakan kebersamaan"][/caption]

Tanggal 22 Desember dielu-elukan sebagai Hari Ibu. Spesialkah hari itu untuk Ibu kita ? mungkin sebagian besar kita juga Ibu kita menjawab 'tidak'. Tapi ketika kita dapat melakukan ' hal kecil saja' untuk Ibu dalam rangka Hari Ibu, yakinlah seorang Ibu akan tersenyum bahagia. Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan, dari sekedar membelikan sebuah sandal rumah, dompet mungil, atau yang mahal sekalipun! misalnya mesin cuci, kulkas, tas mahal, jalan-jalan kemana gitu ? atau apalah. Tetapi jika memang hadiah-hadiah kecil, jangan lupa kemas dengan menarik, bila perlu tambahkan surat mungil dan pita yang manis. Tambahan, kecup mesra sang Bunda. Aduh indahnya !!  Ayo persiapkan kejutan untuk Bunda kita ya.. !  Eits, jangan lupa bagi yang sudah menikah, termasuk untuk Ibu mertua lho.

[caption id="attachment_215728" align="aligncenter" width="300" caption="giring cucu-cucu ke waterboom"]

13560520201299331230
13560520201299331230
[/caption] Ayah dan Ibuku, aku anak bungsumu yang bengal, aku ingin lebiiiih lama lagi menemani kalian.
13560517561138983244
13560517561138983244
Mereka yang dulu tampan dan cantik, muda dan langsing, kini beranjak senja ...

Terakhir nich ,

Ayo semakin menyintai, menyayangi, menemai orangtua kita. Salam ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun