Terlebih, terdapat sikap dari pemerintah AS yang dinilai tak menjamin kebebasan berpendapat di lingkungan akademik. Presiden AS yang seharusnya menjadi mediator yang netral dalam konflik ini.
Namun kurangnya kesadaran mereka terhadap situasi di lapangan telah menghasilkan keputusan yang tidak adil bagi Palestina. Ini telah menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap AS di kalangan masyarakat internasional.
Aksi protes ini menunjukkan bahwa generasi muda Amerika Serikat sangat peduli dengan nasib rakyat Palestina dan menolak kebijakan yang memihak Israel secara sepihak.Â
Mahasiswa membentuk kelompok pro-Palestina di kampus-kampus mereka untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dan mengadvokasi kebijakan luar negeri AS yang lebih adil.
Aksi ini juga mendapatkan dukungan dari Senator Amerika Serikat, Bernie Sanders. Pada Jumat tanggal 3 Mei, ia menyuarakan dukungannya untuk mahasiswa yang melancarkan aksi demonstrasi ini.
"Saya bangga melihat para mahasiswa memprotes perang di Gaza. Tetaplah damai dan fokus. Anda berada di sisi kanan sejarah," tulis Bernie Sanders di platform X.
Mahasiswa-mahasiswa ini tidak hanya menyuarakan kepedulian mereka terhadap nasib rakyat Palestina, tetapi juga mengingatkan pemerintah AS untuk mengambil sikap yang lebih tegas dalam menekan Israel untuk menghormati hak-hak asasi manusia.
Meskipun pemerintah AS memiliki keterlibatan yang kompleks dalam konflik Israel-Palestina, penting untuk terus mendorong dialog dan diplomasi yang konstruktif untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah.Â
Aksi mahasiswa ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus memperjuangkan keadilan dan perdamaian di seluruh dunia.
