Jawaban masih terus bertanya,
ritual kegelisahan tanpa janji dan ratifikasi,
aksi dan retorika terbebas dari penyanderaan tirani,
berkoar atas keadilan yang nyata.
Seribu kata, korbankan seberkas suara.
Lantang terdengar dengan satu tujuan.
Kita tidak dalam diam,
apalagi bercanda dengan keadaan.
dalam Jangkar pemikiran pragmatisme.
Teriakanku untuk Negeri, tak selemah bahasa romansa.
Yang masih bersanding dengan kembang dan air mata.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!