Mohon tunggu...
Alfiyan Pikoli
Alfiyan Pikoli Mohon Tunggu... -

seorang anak muda dengan mimpi yang besar, yang ingin mengubah dunia melalui goresan pena di atas kertas putih alam pemikiran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teriakanku untuk Dunia

3 Desember 2011   16:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku merasa dunia tak seimbang lagi. dia tak bisa memadu kasih dengan waktu. banyak rahasia yang dibentangkan di atas permadani zaman. entah itu rekayasa ataukah di jalankan kemudi takdir tanpa arah yang jelas. Ku dibutakan oleh mimpiku di siang bolong, hingga mentari berseri enggan menyapa. Kenapa kepergian mentari dari dunia meninggalkan kegelapan di malam yg kelam? Tiada berkas cahaya yang nyata.

Banyak lentera bangsa ini mulai dipadamkan oleh badai-badai dari negeri seberang terasing. Nafas pemburu mimpi harus berhenti bergumam menjual darahnya pada ajal. Bahkan teguran dunia yang teramat mengerikan bagiku. Adakah tempatku untuk bernaung? Di balik dedaunan teramat tampak sebagai fatamorgana. Tak lagi kutemukan, makna dari sebuah angkara membara. Sejuta kebingungan terus menghampiri dan bertamu ke dalam otak yang mulai gosong oleh ilmu pengetahuan. Akankah harus kutitipkan dunia ini ?? kepada kerajaan langit ?? ataukah harus menyandera waktu sebelum dia menyantap sepenuhnya kebahagiaan sesat ini ??

kusulit bertanya kepada penerjemah kehidupan, karena kamus zaman pergi tanpa sebuah wasiat.

kurebahkan pikiran ini sejenak pada barisan kata yg dijumpai pikiranku. Sulit bagiku untuk berjalan, jika aku masih ragu dengan hatiku untuk melangkah. Tak ada berita tentang cinta, banyak cerita tentang derita. Entah itu menjauh atau mendekat dari negeri terasing ini.

Syair ini ingin terus evolusi tanpa doktrin peradaban sesat. Kemana harus kuabadikan syair-syair ini..?? kepada kasir-kasir jalanan kulayangkan tanya. Sedikit saja, dimana jalan itu..?? Selama pikiran diracuni, syair ini akan terus membuntuti.

Alfian-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun