Dia tetap sama. Penuh pesona dan wibawa seperti 3 tahun yang lalu. Saat dia berpamitan untuk pergi mengembara melihat dunia. Hampir tak ada yang berubah. Hanya raut wajah yang memancarkan kebahagian berlebih.Â
'Kau tambah manis' Katanya. Aku tak kuasa menyembunyikan rona merah di pipi.
'Masih kau simpan cinta pertama mu itu? Tanyanya sambil tersenyum. Senyum itu. Senyuman  yang selalu membuatku sulit mendapatkan udara bila melihatnya.Aku mentapnya. Mencoba menyampaikan jawaban kedalam matanya di tengah hiruk pikuk Bandara. Dan lagi-lagi dia hanya tersenyum, yang membuatku semakin tak mampu berkata.Â
'Ibu, kakak pulang!' Ku kabarkan berita sambil terus menatap sesosok di depanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H