Dia terus memandangi ku. Menelusuri inci demi inci tubuhku dengan mata nya. Mata yang indah. Aku begitu mengagumi sepasang mata itu. Jernih dan tenang. Dan, ya...tentu saja, menghanyutkan.
"Kau tidak akan pernah pergi." Aku kebingungan menerka maksud kalimatnya. Sebuah pertanyaan, pernyataan, atau perintah. Ku tatap matanya lekat sambil tersenyum.
"Mau kah kau menikah dengan ku ?"
Sejurus aku merasa kehilangan keseimbangan. Kakiku seperti tak berada di posisi seharusnya menginjak bumi. Aku melihat beribu kunang -kunang berterbangan di seisi kamar ini. Dan sepersekian detik kemudian aku tersadar. Menatap kembali sosok yang terbaring di ranjang.
"Kelak jika kau sudah cukup umur untuk meminangku. Sekarang tidurlah ! Besok kau harus sekolah."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H