Mohon tunggu...
Ve Rhayesha
Ve Rhayesha Mohon Tunggu... -

................ NGARANG!!!\r\nI Love Vienna.........kecanduan sotobeli....sotobeli ituuuu......mmmh nyummi.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Seri Curcol: Dia pulang

11 Maret 2013   12:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:58 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat tengah hari yang lumayan (lumayan lupa maksudnya, waktu itu cuaca panasa atau adem wheuheuheu), sebuah pesan singkat dari nomer berkode negara 49 masuk ke handphone sok pintar saya. Saya dapat sms! Saya dapat sms!!!*jingkrak-jingkrak kesenengan...:D Isi pesannya adalah ajakan untuk ngobrol lanjut lewat jalur pmdk. Mmmh..mulai ngaco! Baiklah, setelah pertarungan yang sengit, kami menentukab whatsapp lah tempat kami jitak - jitakan. Deeuh sudah lama kami tidak saling tampar. Nah lo?

Obrolan diawali dengan membuka kembali kenangan akan kebersamaan kami yang ternyata "mencengangkan"! Dan yang paling WOW adalah bocornya kepala saya pada malan pergantian tahun 2009 ke 2010, di tempat favorit kami bertemu sebelum "nyasar" di kotanya Akang Müller, Marienplatz. Tempat yang amat ramah ini telah menjadi saksi betapa ramahnya sebuah keramaian. Sebuah botol melayang dan hinggap denga cantik di kepala saya. We O We banget kan? Kamipun saling bertukar emot ngakak cakar - cakaran selesai bernostalgia peristiwa ini.

Kembali berlanjut pada bukti cinta ibukota Bavaria ini pada saya, adalah saat pertandinga final UCL tahun lalu, antara si merah lawan si biru. Anggota tubuh saya kembali mendapatkan kecupan si botol cokelat. Kali ini, kaki saya yang beruntung, dan di tempat yang saa, Marienplatz. Berbeda dengan kejadian pertama, kali ini sampai berhasil mendatangkan Rettungswagen, alias Ambulance. Kebayang dong...di tengah ramainya supporter ke dua kesebelasan tiba - tiba datang Ambulance? Kerenlah pokoknya . Karena luka saya di kaki, sayapun kesulitan untuk berjalan. Maka adegan selanjutnya adalah seperti di film - film drama romantis. Saya digendong menuju mobil. Ulangi lagi aah, saya digendong akang ganteeeng!!! *ada yang protes? :P Dan kaki sayapun bernasib sama dengan si kepala. 3 jahitan berhasil ditorehkan Oom dokter ganteng. *sungguh sebuah prestasi yang patut dibanggakan :D
Pada akhirnya adalah sebuah kabar dari dia, si pengirim sms, sahabat yang sudah saya anggap saudara kandung ini, tentang kepulangan ke tanah air. Tentu saja saya senang mendengarnya. Walau terselip kecewa, karena dia pulang tanpa kebanggaan. Kebosanan dan kerinduan yang teramat mendalam kepada orang tua lah alasan mengapa dia mengorbankan waktu, tenaga, dan tentu saja biaya selama ini. Kehidupan sebagai mahasiswa asing undergraduate memang berat. Apalagi bagi mereka yang tidak termasuk mahasiswa yang selalu senang hati melihat ATM kemudian shoping - shoping barang bermerk. Justru selalu khawatir, dan bacaan resminya adalah iklan nebenjob (kerja sampingan), seperti kami. Karna orang tua di kampungpun, sudah bisa makan 3 kali saja Alhamdulillah yaaa.

Yup, kebosanan. Mungkin itu alasan utamanya. Pengecut! Gampang nyerah! Cemen! Bisa saja kita menghakiminya seperti itu. Bagi mereka yang senasib dengan kami, mahasiswa kere yang selalu dirundung gundah saat akhir bulan, mungkin sedikit mengerti walaupun tidak sulit bahkan tidak menerima alasan sang sahabat. Namun, siapalah kita yang hanya melihat semua dari luaran saja. Mungkin terlampau berat beban yang dia tanggung. Dan tentu saja, keputusan ini adalah setelah melalui proses panjang. Yang tak mungkin karena hanya kebosanan saja, dia rela menyia - nyiakan perjuangannya selama ini.
Pada akhirnya, saya pun teringat ucapan nyonya besar di rumah, saat saya mengalami hal yang sama namun beda cerita. "Tunda, ari geus cape nanggung mah!" taruh saja, jika sudah lelah memikulnya. Benar, ditaruh saja. Bukan ditinggalkan bahkan dikubur. Jika sudah kembali bertenaga, mulai kembali mengangkatnya. Atau mungkin, akan ada seseorang yang lewat searah dengan jalur kita, dan bersedia menolong memikul bersama, akan lebih mudah bukan???

Dan kesimpulan dari ceracau saya dari tadi ini adalah kebingungan saya yang sangat akan apa yang saya tulis ini. Semoga tidak menimbulkan masalah yang sama pada anda yang dengan ikhlas meluangkan waktu yang amat berharga, untuk membaca coretan ngasal saya ini. *itupun klo ada yang baca, gr banget sih!!!# nyengir

Selamat siang semua, selamat menyantap menu makan siang anda. *lap iler
salam narsis *_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun