Mohon tunggu...
Ve Rhayesha
Ve Rhayesha Mohon Tunggu... -

................ NGARANG!!!\r\nI Love Vienna.........kecanduan sotobeli....sotobeli ituuuu......mmmh nyummi.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Strawberry Itu......

29 September 2011   06:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung hari ini ga ada jam ngajar, saya mau narsis aaaaah *_^

Ini berawal dari pertanyaan iseng seorang teman di facebook. Kenapa saya suka sekali Sotobeli (baca: strawberry hehehehe).

Hmmmm……..sebenanya nih…ini pertanyaan sulit. Karena saya juga ga tahu kenapa…hahahahaha Semuanya terjadi begitu saja (berasa dialog sinetron ya? Hihihihihi). Sejak kecil, saya tidak pernah mau diberi obat anak selain rasa si buah merah menggoda ini, ini menurut Ibu saya karena saya sendiri ga inget tuh. (yaeyalaaaaahhh dudul!!!!))

Menurut saya, sotobeli adalah apa yang bisa menggambarkan hidup. Anda pasti tahu kan bagaimana tampilan si buah ini? Yup..merah merekah.,menggiurkan., menggoda mata., membuat kita ingin mencicipinya. Dan bagaimana respon anda setelah gigitan pertama? Ada yang terus melanjutkan ke gigitan selanjutnya bahkan lagi, lagi, dan lagi. Ada yang meringis menahan kecut namun terus memakannya sampai habis. Dan pasti ada juga yang langsung berhenti di gigitan pertama sambil mencibir dan bertanya-tanya kok bisa orang-orang menyukainya? Hmmmmm….begitu juga kehidupan di mata saya. Menggiurkan bahkan tampilannya begitu sangat menggoda. Namun, tak seperti kenyataan. Hidup tak selalu manis seperti yang kita bayangkan. Asam dan pahit mungkin untuk mereka yang diberi cinta lebih oleh sang kuasa, Kenapa begitu? Saya selalu berpendapat bahwa semua yang kita anggap asam adalah bentuk “cintaNYa”.

Dan begitulah juga pastinya respon kita dalam mencicipi hidup. Beruntung sekali bagi mereka yang sangat menyukai”asam” nya rasa kehidupan. Tanpa menyerah melalui  fase ini. Tentu bukan Karena mereka suka dengan keadaan ini, tapi karena mereka yakin akan ada “kesegaran” yang akan mereka dapatkan seperti setelah melahap sotobeli. Sementara bagi yang terpaksa, mungkin hati kecilnya tak ingin namun apa mau dikata, itu sudah tertulis dan diperuntukan padanya. Mau tak mau dia harus “menghabiskan”.Lain lagi bagi mereka yang tak bias menyelesaikan “perhatian” dariNYa ini. Mereka menyerah tanpa mau mengunyah dan menelannya. Antara tahu dan tak mau bahwa di akhir ada sensasi mengejutkan.

Hmmmm……siapa sih saya yang coba-coba ngomongin hidup?? Hihihihihi….. Maaf deh kalau ga asik sama sekali. Hanya mencoba menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sudah pasti dudul ini.

Salam narsis *_^

*Buat Wulan, gw tau lo baca ini.  Jangan sembunyi dari semua!!Tunjukin kalo lo bisa!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun