Sebuah sms masuk ke hpku.Sebuah nama yang baru saja ku tangisi tertera di sana. Ku buka dan ku baca. Air mata yang baru saja kuseka, kembali menggenang.
Waktu yang singkat, hanya 3 bulan kurang dalam kebersamaan tak mengurangi rasa sedih ku. Begitu banyak perhatian dan dukungan yang dia berikan.Serasa sudah bertahun-tahun aku bersamanya. Kami menangis, tertawa dan berkeluh kesah bersama. Aku bercerita tentang mimpi padanya, dan dia membuka mataku tentang dunia.Tentang sebuah cerita berjudul cita-cita, sebuah istana bernama keluarga, dan realita cinta anak muda.
Sebuah kebersamaan yang singkat dan sebuah perpisahan yang juga singkat. Betapa dia menutupi semuanya dengan bijaksana. Bahkan aku masih ingat 2 hari yang lalu. Dia masih tertawa dan dengan candanya yang khas, mengantarkanku pulang. “Nikah muda tuh enak tau,Ve!“
Kemarin, tepat beberapa jam sebelumberlalu, barudia ucapkan perpisahan yang terlalu mendadak untukku.Seharusnya aku tidak terlalu kaget mendengarnya. karena sebenarnya, ini telah dia ucapkan secara tersirat berulang-ulang dalam canda di perjalanan rutin Pejaten- Blok M. Tapi sungguh. Aku mengira ini hanya canda.
Kini, aku sendiri memikul semuanya. Tak ada yang bisa ku ajak menangis dan tertawa. Semoga di sana, kau temukan apa yang kau cari. Dan semoga kita bisa mengulang kebersamaan kita suatu masa nanti. weiss du??? Ich vermisse dich schon..........
[caption id="attachment_145948" align="alignnone" width="150" caption="Terimakasih untuk semuanya...Kakak, Guru , Sahabat......."][/caption]
“Ve, jangan sedih ya! Lanjutkan perjuanganmu.Cita-cita itu bukan cerita, semua bisa menjadi nyata.“
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H