Kebiasaan minum kopi menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat, tak terkecuali bagi mereka yang tinggal di Provinsi Aceh. Hal ini juga didukung oleh banyaknya kedai kopi atau kafe sehingga memudahkan Anda untuk menikmati secangkir kopi dimanapun dan kapanpun.
Terdapat sebuah tradisi unik dalam meminum kopi di Aceh, yaitu dengan gelas terbalik, masyarakat setempat menyebutnya Kupi Khop atau dalam Bahasa Indonesia adalah Kopi Tertelungkup. Bagi mereka yang tinggal di Aceh tentunya menikmati kupi khop ini hal yang biasa, namun bagi mereka yang baru pertama kali mencobanya tentu penasaran mengapa penyajian kopi khop khas Aceh ini dalam keadaan terbalik.
Mengutip situs Direktorat Jenderal Kekayaan Negara kanwil Aceh pada Kamis (10/10/2024), Kupi Khop berasal dari Pesisir Pantai Barat Aceh, tepatnya Kota Meulaboh. Dalam sejarahnya, Kupi Khop yang sengaja disajikan dalam keadaan terbalik ini dikarenakan para nelayan di daerah pesisir pantai barat Aceh yang membawa kopinya harus menjedanya untuk mencari ikan terlebih dahulu.
Sehingga kopi sengaja dibuat terbalik agar tetap hangat meski sudah lama tidak diminum. Selain itu juga gelas terbalik untuk menjaga kopi tetap aman dari polusi dan menjaga kadar asam yang ada. Kopi yang disajikan dengan terbuka, kadar asamnya akan tinggi seiring lamanya disimpan, sehingga tidak baik bagi kesehatan peminumnya.
Cara menikmati kopi ini sangat unik, yaitu dengan menggunakan sedotan. Ini berguna untuk mengeluarkan air di balik gelasnya.
Anda cukup menyelipkan sedotan ke mulut gelas dan meniupnya secara perlahan-lahan agar cairan kopi tidak keluar bersama serbuknya. Air kopi yang keluar akan memenuhi piring gelas dan setelah itu baru bisa diminum, baik secara menyeruput kopi langsung dari piring atau menggunakan sedotan.
Pada tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah mendeklarasikan Kupi Khop sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBT). Tentunya hal ini menjadikan Kupi Khop sebagai salah satu aset tak berwujud bagi masyarakat khususnya di Provinsi Aceh, sehingga kelestariannya tetap terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H