Mohon tunggu...
Vazil Aceh
Vazil Aceh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sepak bola,futsal, bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berpetualang di Tanah Cut Nyak Dhien

30 September 2024   21:00 Diperbarui: 30 September 2024   21:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sikundo merupakan desa paling terpencil Aceh Barat tepatnya di kaki bukit barisan persisnya di kecamatan Pante Ceureumen yang dengan jarak sekitar 80 kilometer arah timur kota Meulaboh, ibukota Kabupaten Aceh Barat. Desa sikundo juga terletak diantara tiga kabupaten yaitu Aceh Barat,Aceh Tengah dan Nagan raya. 

Keindahan di tanah sikundo juga sangat memanjakan mata mulai ketika pagi tiba itu udara yang sangat sejuk serta ditemani dengan kabut seperti di daerah dataran tinggi. Memang tidak banyak tempat wisata yang bisa kita kunjungi karena akses jalan yang belum bagus untuk kita jelajahi beberapa titik air terjun dan anak sungai yang sangat indah di daerah sikundo. 

Namun walaupun kita tidak bisa menjelajahi itu di desa itu sendiri juga ada sungai yang sangat indah dengan arus yang cukup deras tentunya juga berbahaya untuk kita mandi di situ apalagi itu pertama kali terjun kesungai yang arus deras, namun jangan sakit hati ada lagi tempat pemandian yg bisa kita nikmati di tempat bekas mencari emas yang terlihat seperti kolam dengan air yang jernih dan juga dingin tentunya sangat seru untuk kita Bermandi disitu.

Gulai ikan kerling sebagai makanan khas sikundo karena penghuni sungai sikundo banyak ikan kerling. Arus yang deras merupakan tempat huni ikan-ikan kerling tersebut dan salah satu adat atau budaya yang masih dilakukan oleh masyarakat sikundo saat ini ialah menjala ikan dan berburu rusa dan kancil dihutan sikundo tersebut. Rata-rata mata pencaharian masyarakat sikundo adalah bertani.

Bukan hanya wisata alam dan adat yang masih terjaga di Sikundo, Sikundo juga dikenal Tanah Cut Nyak Dhien karena nama desa ini sendiri langsung dinamakan oleh Cut Nyak Dhien pada masa penjajahan Belanda dahulu. Kita juga bisa mendengarkan cerita dari orang yang paling tua di sikundo yang akrab disapa dengan Tu Wahab namun kurang informasi yang kita dapatkan dari beliau karena faktor usia dan pendengaran juga sudah berkurang. 

Ada satu pesan dari beliau untuk kami mahasiswa beliau menginginkan untuk dibangunkan museum Cut Nyak Dhien di sikundo supaya sejarah di tanah sikundo itu tidak hilang dan tu Wahab juga siap untuk menghibahkan tanahnya untuk dibangunkan bangunan tersebut. Pesan beliau akan terus coba kami perjuangkan dan kami juga membentuk tim master plan destinasi wisata alam dan sejarah di sikundo (Tanah Cut Nyak Dhien).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun