Yuan Xiao atau Onde merupakan makanan khas berbentuk bola yang dibuat dari tepung beras ketan dengan kuah rebusan gula. Biasa di konsumsi di daerah Tiongkok bagian Utara. Sedangkan di Tiongkok bagian selatan, onde dikenal dengan nama Tang Yuan yang dikonsumsi pada waktu perayaan Dong Zhi ( Festival Musim Dingin).
Di Indonesia sendiri, festival Yuan Xiao Jie lebih dikenal dengan sebutan “Cap Go Meh” yang artinya adalah malam ke-15 Tahun Baru Imlek. Berasal dari bahasa Hokkian yaitu yaitu Cap – Sepuluh; Go-Lima; dan Meh – Malam. Cap Go Meh merupakan festival yang jatuh pada tanggal lima belas bulan pertama kalender Imlek. Sebagai bulan purnama pertama di tahun yang baru, juga sekaligus hari terakhir dan puncak dari perayaan Tahun Baru Imlek.
Perayaan Cap Go Meh bersifat sosial dan merupakan “pesta rakyat” di pusat keramaian seperti di jalan raya dan Klenteng. Diisi dengan kegiatan berbagai atraksi dan hiburan budaya.
Saat ini perayaan Cap Go Meh terdapat tarian Liong (Naga) , Barongsai, atraksi bela diri, upacara kirab dengan mengusung patung Dewa dan hiasan dekorasi kota berupa lampion. Pada acara kirab, kerap kali diisi atraksi “Lok Thung atau Thang Sin” dimana seseorang menjadi “ medium perantara” bagi Dewa sehingga mampu melakukan beberapa kegiatan berbahaya seperti menusuk mulut, menyayat lidah dan mengiris anggota tubuh tanpa mengalami luka dan kesakitan yang berarti.
Perayaan Cap Go Meh di Jakarta Masa Silam
Pada awal abad ke-20, perayaan Cap Go Meh di Jakarta, terdapat orang menari-nari di jalan raya hingga pagi hari. Sejumlah orang menyamar menjadi tokoh terkenal seperti Rudolph Valentino dan Douglas Fairbang ( tokoh Zorro dalam “Mark of Zorro”). Kegiatan menyamar bertujuan untuk membuang kemalangan dimana harus dilakukan hingga 7x berturut-turut. Masih terdapat satu atau dua rombongan orang asli Tiongkok yang berjalan sambil membawa lampion diiringi dengan te-tambuhan khas. Perayaan ini diramaikan juga oleh orang keturunan Belanda, Arab, Jawa, Bali, Makasar, dan lain-lain.
Para wanita berjalan sambil membawa hio sebanyak 7 batang untuk dibakar di 7 buah jembatan yang diyakini dapat mendatangkan kebaikan. Pada festival Cap Go Meh, orang tidak boleh marah dan menyumpahi orang lain. Karena sumpah serapah itu akan kembali kepadanya. Ini menginspirasi para pemuda bandel yang senang berbuat usil kepada lawan jenis lewat merampas bunga-bunga yang dibawa oleh para wanita. Terjadilah permainan saling rebut yang penuh kegembiraan. Supaya aman dari aksi usil, terkadang bunga-bunga tersebut telah diberi jarum.