Mohon tunggu...
Varra Rosantya Putri Leandyc
Varra Rosantya Putri Leandyc Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional - UPN 'Veteran' Yogyakarta

Saya seorang mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta dengan ketertarikan pada tulisan dan desain visual

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden SBY sebagai 'Peacemaker' : Implementasi Politik Luar Negeri yang Liberalis

11 Desember 2024   11:52 Diperbarui: 11 Desember 2024   12:08 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam dua periode kepemimpinannya (2004-2014), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa Presiden SBY ini membawa Indonesia ke panggung dunia dengan pendekatan yang khas dalam politik luar negeri. Salah satu ciri utama pendekatannya adalah peran Presiden SBY sebagai peacemaker atau pembawa damai, baik di kawasan Asia maupun dalam skala global.

Lewat politik luar negeri yang liberalis, Presiden SBY menerapkan pendekatan yang menekankan pentingnya kerja sama internasional, multilateralisme, dan promosi nilai-nilai universal seperti demokrasi, hak asasi manusia, serta perdamaian. Pendekatan ini berakar pada keyakinan Presiden SBY bahwa stabilitas global hanya dapat tercapai melalui interaksi yang saling menguntungkan antarnegara, terutama melalui lembaga-lembaga internasional. Dengan pendekatan liberalis ini, interaksi dalam lingkup internasional sering diwujudkan melalui keterlibatan aktif dalam organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), penguatan kerja sama regional, dan mediasi konflik antarnegara. Presiden SBY dengan tegas mendorong prinsip-prinsip ini dalam berbagai kebijakan luar negeri yang ia terapkan, menjadikan Indonesia sebagai kekuatan moderat yang dihormati di kancah internasional.

Politik Luar Negeri Era SBY

Periode kepemimpinan SBY berlangsung di tengah dinamika politik global yang kompleks. Di Timur Tengah, konflik berkepanjangan seperti perang di Irak dan krisis Palestina-Israel mendominasi berita internasional. Di Asia, muncul ketegangan di Laut China Selatan serta isu-isu lain terkait stabilitas kawasan. Pada saat yang sama, dunia juga dihadapkan pada tantangan global seperti terorisme, perubahan iklim, dan juga krisis ekonomi.

Dalam konteks ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran sebagai jembatan antara negara-negara berkembang dan maju. Sebagai salah satu pendiri ASEAN, Indonesia diharapkan menjadi pemimpin yang mempromosikan stabilitas kawasan sekaligus menyuarakan kepentingan negara-negara Global South di forum internasional. Berikut adalah beberapa implementasi kebijakan Presiden SBY dalam perannya sebagai peacemaker:

  • Inisiatif Perdamaian Internasional : Presiden SBY menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian global melalui inisiatif yang kuat dalam berbagai konflik internasional. Salah satu fokus utamanya adalah konflik Palestina-Israel. Indonesia di bawah kepemimpinannya menjadi salah satu pendukung paling vokal untuk solusi dua negara dan secara aktif terlibat dalam berbagai forum internasional yang membahas isu ini. SBY sering menekankan pentingnya solusi damai yang adil dan menghormati hak-hak kedua belah pihak. Selain itu, Indonesia juga aktif berperan dalam konflik lain, seperti misi-misi diplomatik untuk mendorong perdamaian di kawasan Timur Tengah. Di forum internasional, Indonesia selalu menyerukan pentingnya dialog dan mediasi sebagai solusi konflik.
  • Kontribusi di ASEAN dan Organisasi Internasional : Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia memainkan peran sentral dalam memastikan stabilitas kawasan. Di bawah kepemimpinan SBY, Indonesia mempromosikan ASEAN Political-Security Community, sebuah pilar penting dalam mendorong kerja sama keamanan regional. Langkah ini bertujuan untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara lebih stabil, aman, dan terintegrasi secara politik. Dalam skala global, SBY memanfaatkan peran Indonesia di PBB untuk mempromosikan perdamaian. Salah satu kontribusi pentingnya adalah pengiriman pasukan penjaga perdamaian Indonesia ke berbagai wilayah konflik, termasuk Lebanon dan Kongo. Selain itu, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB di Bali pada 2007. Acara ini menghasilkan "Bali Roadmap," sebuah dokumen penting yang menjadi dasar dalam perundingan perubahan iklim global. Kontribusi Indonesia dalam organisasi internasional di era SBY menunjukkan komitmen kuat terhadap multilateralisme. Dengan mendukung kerja sama di berbagai bidang, Indonesia menjadi suara penting bagi negara-negara berkembang dalam upaya mencari solusi terhadap tantangan global.
  • Diplomasi Soft Power : Diplomasi soft power menjadi salah satu ciri khas Presiden SBY. Dalam berbagai pidatonya di forum internasional, ia sering menekankan pentingnya dialog antarperadaban, toleransi, dan kerja sama lintas budaya. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan citra Indonesia sebagai negara yang damai, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai mediator yang kredibel dalam berbagai konflik global. Sebagai contoh, SBY sering berbicara tentang pentingnya harmoni dalam keberagaman, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Ia mendorong inisiatif-inisiatif yang mempromosikan dialog antaragama dan budaya, yang semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai model bagi negara-negara lain dalam hal keberagaman dan toleransi.

Liberalisme dalam Pendekatan Politik Luar Negeri Presiden SBY

Pendekatan politik luar negeri SBY sangat sejalan dengan prinsip liberalisme. Fokusnya pada multilateralisme, promosi perdamaian, dan kerja sama internasional mencerminkan keyakinan bahwa hubungan antarnegara harus dibangun di atas dasar saling menghormati dan dialog. Keberhasilan Indonesia dari kontribusi Presiden SBY dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, dan keterlibatannya dalam misi perdamaian PBB menjadi bukti konkret keberhasilan pendekatan ini.

Namun, pendekatan liberalis SBY juga memiliki keterbatasan. Dalam beberapa kasus, pengaruh Indonesia masih dibatasi oleh dinamika geopolitik global yang lebih besar, seperti ketegangan antara negara-negara besar di Laut China Selatan. Tantangan lain adalah bagaimana Indonesia mempertahankan relevansi politik luar negerinya di tengah persaingan kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan China.

Meskipun demikian, upaya SBY untuk memperkuat peran Indonesia di kancah internasional tetap memberikan warisan positif bagi politik luar negeri Indonesia. Pendekatan liberalis ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata dunia, tetapi juga memperkuat identitas Indonesia sebagai negara yang mengedepankan perdamaian dan kerja sama internasional.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninggalkan warisan penting dalam politik luar negeri Indonesia sebagai seorang peacemaker. Pendekatan yang ia gunakan mencerminkan nilai-nilai liberalisme, dengan fokus pada kerja sama internasional, multilateralisme, dan solusi damai atas konflik. Peran aktif Indonesia di bawah kepemimpinannya tidak hanya meningkatkan citra Indonesia di mata dunia, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi pemimpin berikutnya untuk terus mengedepankan diplomasi damai dalam menghadapi tantangan global. Selain itu, sebagai negara dengan posisi strategis, Indonesia memiliki potensi besar untuk melanjutkan warisan SBY dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas global. Dengan mengedepankan nilai-nilai liberalisme dan memperkuat kerja sama internasional, Indonesia dapat terus memainkan peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun