Mohon tunggu...
Varra Rosantya
Varra Rosantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - currently studying and writing

sedang mencoba menulis, semoga dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor dan Urgensi Pengembangan Karakter pada Tiap Individu, "Mulai dari Hal Kecil"

13 Agustus 2023   08:32 Diperbarui: 13 Agustus 2023   08:35 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Pendidikan yang berkarakter adalah jalan untuk berpikir, jalan untuk bertindak, dan yang paling penting adalah jalan untuk berkomunikasi." - begitu yang pernah saya dengar, satu diantara kutipan orang-orang terkenal.

Seperti yang kita ketahui bersama, karakter adalah dasar dari kepribadian dan moral seseorang yang memainkan peran penting dalam membentuk interaksi sosial, pengambilan keputusan, dan kesuksesan hidup secara keseluruhan. Namun, kian banyak orang yang merasa sulit untuk mengembangkan karakter yang kuat dan bermakna. Hal itu dapat dibuktikan dengan mudah lewat desas-desus hingga berita yang sering kita jumpai, kasus-kasus seperti perundungan, pelecehan, hingga pembunuhan masih terus-menerus muncul kepermukaan. 

Namun, yang lebih mengejutkan dari kasus-kasus tersebut ialah inti konfilk antara pelaku dan korban yang ternyata hanyalah ‘masalah sepele’, motifnya pun hanya berlandaskan iri yang kemudian beralih menjadi dendam yang kuat. Hal remeh seperti itu seharusnya dapat dikendalikan jika setiap orang memiliki landasan karakter yang kuat. Maka dari itu, dalam era modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih dan perubahan sosial yang cepat seperti sekarang ini, krisis pengembangan karakter menjadi isu yang semakin mendesak.

Lantas, apa saja faktor yang dapat menyebabkan kriris pengembangan karakter seseorang?

  1. Gangguan Teknologi: Ketergantungan atau rasa kecanduan pada perangkat teknologi modern sering menggeser fokus dari interaksi sosial secara langsung. Dalam konteks ini, komunikasi digital justru dapat menghambat perkembangan empati dan kemampuan berempati, yang merupakan aspek penting dalam karakter yang kuat.
  2. Tuntutan Kehidupan Modern: Hidup dalam lingkungan yang serba sibuk dan menekan dapat mengarah pada pengabaian terhadap refleksi pribadi dan nilai-nilai yang mendasari karakter. Karena pada realitanya, orang sering kali terjebak dalam rutinitas tanpa meluangkan waktu untuk introspeksi.
  3. Kurangnya Pendidikan Moral: Banyak sistem pendidikan saat ini lebih terfokus pada prestasi akademik daripada pengajarannya terhadap pengembangan karakter. Padahal, kurangnya pendidikan moral secara formal dapat menyebabkan generasi muda kehilangan pandangan tentang pentingnya nilai-nilai etika.
  4. Pengaruh Media Sosial: Media sosial dapat memengaruhi persepsi diri dan membentuk citra yang tidak realistis tentang kehidupan. Hal ini bisa mengaburkan nilai-nilai karakter yang seharusnya diutamakan.

Namun, faktor-faktor tersebut dapat dihindari dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil yang dapat memudahkan anda untuk membangun karakter dan mengatasi hal yang menghambat perkembangan Anda, seperti :

  1. Praktik Introspeksi: Luangkan waktu setiap hari setidaknya beberapa menit saja untuk merenung tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang penting bagi Anda. Pertimbangkan tindakan Anda dan bagaimana tindakan tersebut mencerminkan karakter Anda.
  2. Latihan Empati: Berlatihlah mendengarkan dan mencoba memahami perasaan orang lain. Ini akan membantu memperkuat empati dan kemampuan berempati Anda.
  3. Kurangi Konten Media Sosial: Sadari pengaruh media sosial pada pandangan diri Anda dan tingkatkan kesadaran akan citra yang dihasilkan oleh platform tersebut. Batasi waktu yang Anda habiskan di media sosial dan curahkan lebih banyak waktu untuk aktivitas yang membangun karakter.
  4. Pendidikan Karakter: Segera setelah sistem pendidikan mengintegrasikan pendidikan moral dan pengembangan karakter ke dalam kurikulum, Anda juga dapat mencari peluang untuk terlibat dalam program pendidikan karakter di luar lingkungan sekolah.
  5. Model Perilaku Positif: Temukan tokoh inspiratif atau role mode yang dapat mewakili nilai-nilai yang Anda inginkan dalam karakter Anda. Pelajari bagaimana mereka berperilaku dan mengambil keputusan.
  6. Bergabung dalam Kegiatan Sosial: Terlibatlah dalam kegiatan masyarakat seperti sukarelawan atau kegiatan amal yang bisa membantu Anda berinteraksi dengan beragam individu dan membantu membangun kemampuan sosial dan karakter.

Dengan begitu, krisis pengembangan karakter dapat diatasi dengan langkah-langkah konkret dan perubahan pola pikir secara konsisten. Dalam dunia yang terus berkembang, memiliki karakter yang kuat dan bermakna sangatlah penting. Selain mampu untuk memprioritaskan refleksi pribadi, keterampilan sosial, dan nilai-nilai moral, kita dapat menuju menuju kecemerlangan pribadi yang akan membimbing kita melalui tantangan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun