Mohon tunggu...
Varra Amilia Aziziah
Varra Amilia Aziziah Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Education in Mathematics

Its better to break your own heart by leaving, rather than having that person break your heart everyday you are with them

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menciptakan Pembelajaran yang Responsif dengan UbD, TaRL, dan CRT

15 Januari 2025   19:01 Diperbarui: 15 Januari 2025   19:01 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendidikan (pict:Lakarseo.com)

Di era pendidikan modern, pendidikan menekankan pada pengembangan potensi unik yang dimiliki setiap peserta didik, sehingga sangat penting bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang responsif. Pembelajaran responsif diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan individual peserta didik dengan memperhatikan kemampuan, latar belakang, dan budaya mereka. Pada artikel ini akan dibahas tiga pendekatan dalam merancang pembelajaran responsif, yaitu Understanding by Design (UbD), Teaching at The Right Level (TaRL), dan Culturally Responsive Teaching (CRT).

Understanding by Design (UbD)

Prinsip Understanding by Design (UbD), yang dikenal juga sebagai backward design, adalah kerangka kerja dalam perencanaan pembelajaran yang menekankan pada penentuan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur sebelum merancang kegiatan pembelajaran dan asesmen. Prinsip UbD tersebut mendorong guru untuk berpikir terbalik, dimulai dengan pertanyaan "Apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini?" dan "Bagaimana cara mengetahui bahwa peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran?".

Dalam UbD, tujuan pembelajaran menjadi fokus utama. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu. Guru perlu menentukan dengan jelas pengetahuan, keterampilan, dan sikap apa yang diharapkan dapat dikuasai peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Setelah tujuan pembelajaran ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menentukan asesmen yang tepat untuk mengukur ketercapaian tujuan tersebut. Asesmen harus selaras dengan tujuan pembelajaran dan dirancang untuk memberikan informasi tentang perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Sehingga, guru nantinya akan dapat merancang kegiatan pembelajaran yang efektif dan berpusat pada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Penerapan UbD dalam perencanaan pembelajaran memiliki sejumlah manfaat. Pertama, UbD membantu guru untuk fokus pada hasil pembelajaran yang diinginkan. Dengan menetapkan tujuan pembelajaran di awal, guru dapat memastikan bahwa setiap kegiatan pembelajaran yang dirancang dapat relevan dengan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Kedua, UbD mendorong guru untuk menggunakan asesmen yang efektif. Asesmen bukan hanya sebagai alat ukur di akhir pembelajaran, tetapi juga sebagai alat untuk memantau perkembangan peserta didik dan memberikan umpan balik yang bermakna bagi guru dan peserta didik. Ketiga, UbD membantu guru untuk merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan memahami tujuan pembelajaran dan asesmen yang akan digunakan, guru dapat memilih strategi, metode, dan media pembelajaran yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Asesmen dalam Pembelajaran Responsif

Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didiki. Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Asesmen yang efektif memberikan informasi yang menyeluruh tentang peserta didik, tidak hanya dari aspek kognitif, tetapi juga aspek non-kognitif seperti sikap, minat, dan motivasi belajar. Hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi bagi guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan sebagai umpan balik bagi peserta didik untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka. 

Berdasarkan waktu penggunaannya, asesmen dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif. Asesmen awal dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui kondisi awal peserta didik, termasuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Informasi yang didapat dari hasil asesmen awal digunakan guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Selanjutnya adalah sesmen formatif, dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk memantau perkembangan peserta didik dan memberikan umpan balik yang dapat membantu mereka dalam belajar. Dan yang terakhir adalah asesmen sumatif, dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengukur pencapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Asesmen juga harus dirancang sesuai teknik dan instrumen asesmen yang tepat. Teknik asesmen dapat berupa observasi, kinerja, projek, tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio. Sedangkan instrumen asesmen dapat berupa rubrik, grafik perkembangan, dan lainnya.

Teaching at The Right Level (TaRL)

Berdasarkan hasil asesmen yang telah dijelaskan sebelumnya, guru dapat menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL). TaRL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pentingnya menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan level capaian peserta didik. Pendekatan ini mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan awal yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik. Dalam menerapkan TaRL, guru perlu melakukan asesmen awal untuk mengetahui tingkat capaian peserta didik. Kemudian, berdasarkan hasil asesmen awal tersebut, guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat kemampuan mereka dan merancang pembelajaran yang berbeda untuk setiap kelompok. Pembelajaran yang seperti ini disebut dengan pembelajaran berdiferensiasi. Lalu, diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan dalam tiga aspek, yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Diferensiasi konten berarti guru menyesuaikan materi pembelajaran yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Diferensiasi proses yaitu guru menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang berbeda untuk setiap kelompok peserta didik. Diferensiasi produk yaitu guru memberikan tugas dan penilaian yang berbeda sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.

Penerapan TaRL dalam pembelajaran memiliki banyak manfaat di antaranya: 1) TaRL membantu peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan awal tinggi akan diberikan tantangan yang lebih tinggi, sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan awal rendah akan diberikan bimbingan yang lebih intensif; 2) TaRL membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik, sehingga setiap peserta didik merasa dihargai dan diberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang; 3) TaRL membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik, artinya ketika mereka diberikan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuannya, mereka akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun