Mohon tunggu...
Varra Amilia Aziziah
Varra Amilia Aziziah Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Education in Mathematics

Its better to break your own heart by leaving, rather than having that person break your heart everyday you are with them

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Inklusif dan Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas bagi Semua Anak

30 Desember 2024   19:44 Diperbarui: 30 Desember 2024   19:44 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi: Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Pendidikan merupakan akar dalam membentuk kepribadian, bakat, dan kemajuan generasi penerus bangsa. Pendidikan lebih dari sekadar transfer ilmu pengetahuan.  Pendidikan juga menanamkan nilai-nilai karakter, sikap, dan keterampilan yang esensial bagi perkembangan individu dan kontribusi mereka kepada masyarakat. Sayangnya, realita pendidikan di Indonesia masih diwarnai dengan berbagai tantangan. Kesenjangan akses dan kualitas antara daerah perkotaan dan pedesaan, masih menjadi persoalan klasik yang diperparah dengan adanya keberagaman peserta didik, meliputi ras, status sosial ekonomi, gaya belajar, dan latar belakang. Hal ini menambah kompleksitas dalam upaya mencapai pemerataan pendidikan yang berkualitas.

Dalam konteks inilah, pendidikan inklusif menjadi kunci untuk mewujudkan kesetaraan pendidikan bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Pendidikan inklusif mengakomodasi semua bentuk keberagaman, menciptakan lingkungan belajar yang ramah, dan mendukung perkembangan semua peserta didik dengan pendekatan yang sesuai (Atqia, et.al., 2024). Salah satu hal penting dalam penerapan pendidikan inklusif adalah kurikulum yang fleksibel dan dapat diadaptasi dengan kebutuhan setiap peserta didik. Kurikulum tersebut menekankan pada penyesuaian pembelajaran dengan memperhatikan kemampuan, minat, dan bakat masing-masing peserta didik yang dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi pengajaran yang merespons kebutuhan individual setiap peserta didik melalui modifikasi dalam konten, proses, dan produk pembelajaran (Trisnani, et.al., 2024).  Dengan menawarkan beragam cara belajar, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan cara mereka sendiri. Pada praktiknya, pembelajaran berdiferensiasi dapat diwujudkan dengan menyediakan materi dalam berbagai format dan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Guru perlu memberikan kebebasan dan pilihan bagi peserta didik dalam mendemonstrasikan pemahaman mereka melalui berbagai bentuk penilaian, seperti presentasi, esai, portofolio, dan penugasan proyek. Selain itu, guru dapat menerapkan beragam metode dan strategi pengajaran, seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, dan pendekatan lain yang membuat peserta didik menjadi aktif. Diskusi kelompok dapat berperan dalam memfasilitasi diferensiasi proses, konten, dan produk (Nurhalimah, et.al., 2024). Guru dapat memetakan peserta didik dalam kelompok sesuai hasil tes diagnostik. Dalam diskusi kelompok, memungkinkan peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda dapat saling melengkapi. Diskusi kelompok juga memberikan peserta didik pilihan untuk berinteraksi dan belajar sesuai dengan preferensi mereka.

Guru memiliki peran penting dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Sebagai fasilitator dalam pembelajaran, guru perlu mengenali karakteristik dan kebutuhan belajar setiap peserta didik melalui asesmen diagnostik secara menyeluruh. Kemudian, guru perlu merancang pengalaman belajar yang menarik dan responsif terhadap kebutuhan individual peserta didik, serta menciptakan suasana kelas yang kondusif, inklusif, dan memberdayakan semua peserta didik untuk berkembang. Guru juga perlu bekerja sama dengan orang tua, rekan guru yang lain, dan pihak terkait untuk mendukung perkembangan peserta didik secara optimal.

Mewujudkan pendidikan inklusif dan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah tugas yang mudah. Upaya ini menuntut kerja sama dan komitmen dari semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, orang tua, hingga masyarakat. Pemerintah seharusnya menyediakan dukungan kebijakan, pelatihan guru, dan fasilitas yang memadai khususnya untuk sekolah-sekolah yang berada jauh dari perkotaan. Kemudian, sekolah perlu menciptakan iklim yang inklusif dan mendukung penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Orang tua perlu berperan aktif dalam mendukung proses belajar anak. Dan masyarakat perlu menumbuhkan kesadaran dan penerimaan terhadap keberagaman. Dengan kerja sama dan komitmen yang kuat dari semua pihak, kita dapat mewujudkan cita-cita pendidikan nasional yang setara, berkualitas, dan memberdayakan semua anak tanpa terkecuali. Pendidikan yang mengantarkan mereka pada pemenuhan potensi diri, kesuksesan hidup, dan kontribusi untuk membangun bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun