**tulisan ini saya buat dini hari menjelang waktu tahajud. Ketika saya sulit tidur dan jari  bergerak mengikuti Pikiran2 melalui kenangan yang muncul di Asia Afrika Bandung.*
Baru saja DPP KNPI dibawah Kepemimpinan satu2nya Ketua Umum, Bung Ryano Panjaitan, sukses menyelenggarakan Rakernas & Musyawarah Agung Raja Sultan Tokoh Adat Pejuang Se Nusantara 2023. Momen ini adalah momentum bersejarah, sekaligus agenda terbesar yang pernah saya saksikan sepanjang Ber KNPI. Koreksi saya bila kurang tepat, namun agaknya cerita di Gedung Merdeka kemarin adalah salah satu kisah terbesar (kalau tidak bisa dibilang yang paling besar) sepanjang masa KNPI berdiri.
Hal ini menjadi spesial, karena membuka memoar 11 Tahun Yang Lalu , Persis sama di bulan Februari 2012, ketika kali pertama saya berada di gedung merdeka ini. Sebagai pemuda ingusan yang kebetulan mendapat nominasi 1 dari 100 orang pemuda pembuat perubahan dalam Indonesian Young Changemaker Summit (IYCS). Disana kami bersama2 melakukan Sumpah Pemuda 2.0. dengan Bapak Jokowi, Pak Ridwan Kamil, Pak Anies Baswedan, Pak Sandiaga Uno hingga tokoh2 lainya yang ketika itu belum menjadi siapa2.
Dulu Pak Jokowi Baru Jadi Walikota Solo, Pak Ridwan Kamil Masih Arsitek dan Penggagas Indonesia Berkebun,  Pak Anies Masih Rektor, dan Pak Sandi Pengusaha Tulen. Tapi lihat mereka sekarang, Pak Jokowi Presiden yang memimpin indonesia 2 periode juga pernah memimpin DKI. Pak Ridwan Kamil Pernah Gubernur Jabar yang juga demisioner Walikota Bandung, Pak Anies Mantan Gubernur DKI yang  sempat Menjadi Menteri Pendidikan, Serta Pak Sandi Menteri Pariwisata yang juga pernah jadi Wagub DKI.
Semua alumni Gedung Merdeka Sudah Menjadi Orang Besar. Ketum DPP KNPI M Ryano Panjaitan sebagai yang juga baru dilantik menjadi alumni gedung ini, telah menjadi pemuda yang dititipkan titah amanah musyawarah oleh para Raja Sultan Tokoh Adat Pejuang Nusantara. Ia memiliki potensi besar untuk menjadi regenerasi mereka para senior kami yang kini memimpin negeri ini.
Apa yang diperbuatnya untuk Indonesia dapat dilihat dari bagaimana kesungguhanya memimpin organisasi ini. Ia menyatukan KNPI ketika  terpilih dalam kongres penyatuan KNPI 1. Dengan cepat MRP memastikan roda organisasi berjalan ketika melantik hampir 1000 pengurus sebagai bentuk Persatuan Pemuda Indonesia  yang mewakili lebih dari 200 OKP Seluruh Nusantara. Hingga memastikan daerah2 memiliki kepemimpinan kepemudaan yang menyatu melalui MUSDA KNPI di berbagai Provinsi yang telah terlaksana.
Bukan hanya itu, beragam program kerja direalisasikan kepengurusanya, sinergisitas dengan Pemerintah terbentuk melalui bidang2 yang ada, isu2 serta kajian mendapat sorotan hingga suara masyarakat yang disampaikan didengarkan dan diteruskan. Kegiatan Sosial dirutinkan, sampai diskusi dan seminar, audiensi serta silturahmi institusi jadi peran aktif yang dilakukanya bersama. Bukan hanya itu, DPP KNPI kini bisa berbangga karena memiliki Rumah Pemuda, aset pribadi yang ia persembahkan untuk menghidupkan aktivitas kepemudaan.
DPP KNPI Rasuna yang tidak pernah bisa dibuka selama hampir 1 dekade, di masa Ryano dapat digunakan untuk silaturahmi pemuda bersama hingga pleno KNPI. Rumah Pemuda (RP) yang didirikanya jadi perlambang kemandirian seorang Pemuda yang siap memimpin dengan upaya maksimal. Baru beberapa bulan usia RP diresmikan, namun sudah menunjukan geliat aktivisme yang hidup. Tempat berkumpulnya aktivis yang berdiskusi, rapat, adu gagasan hingga berolahraga setiap malam.
Gedung ini terbuka untuk singgah sesaat mereka melepas lelah. Rumah ini juga jadi laboratorium pengkaderan pemuda2 junior untuk belajar dari seniornya. Hingga seminar2, sampai aktivitas sosial masyarakat dilaksanakan disini. Sedemikian strategisnya, karena Gedung ini ditakdirkan menjadi entitas sakral berdampingan persis disamping Museum Sumpah Pemuda tempat M Yamin dan kawan2nya tokoh pemuda founding father bangsa pernah indekos. Bahkan Soekarno Muda sering jauh2 datang dari bandung untuk berdiskusi disana.
Oleh karena itu Rakernas di Gedung Merdeka lalu bukanlah sekedar penunaian amanat organisasi ataupun gimick citra, namun bentuk napak tilas dan refleksi mereka pemuda masa lalu yang berhimpun jadi satu dalam Sumpah Pemuda 1928. Kalau dulu soekarno jauh2 dari Bandung Ke Jakarta Untuk pada akhirnya memimpin Indonesia. Bukan tidak mungkin Ryano jauh datang ke Bandung untuk meneruskan kepemimpinan negeri tercinta. Dengan ratusan pengurus yang dihadirkan, ratusan perwakilan OKP hingga ratusan Raja Sultan Tokoh Adat Perjuangan serta ribuan masyarakat menjadi bagian dari peristiwa agung ini.
Bisa dibayangkan, betapa besar effort yang ditorehkanya. Berapa banyak yang harus ia tanggung sebagai bagian dari amanah menghidupkan organisasi ini? Apa yang didapatnya dari semua ini? Keuntungankah? Materikah? Hingga kini tidak pernah bisa terjawab, bahkan terpikirkan pun caranya tidak. Bagaimana bisa ia tidak pernah menuntut kembali semua hal yang disumbangsihkan bagi Dunia Kepemudaan Indonesia dengan tanggunganya secara mandiri?