BAB II
PEMBAHASAN
A.Perkembangan IPTEK dan Seni
1.IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi)
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisir mengenai alam semesta. Berkembangnya Ilmu pengetahuan (Science), baik bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi/bahan ajar yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah/disesuaikan. Hal ini disinggung dalam butir 3 masalah efisiensi pendidikan tentang perubahan kurikulum. Selain itu, penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah.
Contohnya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain. Cybercrime adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya yang bersifat melintasi batas negara, perbuatan dilakukan secara illegal, kerugian sangat besar, dan sulit pembuktian secara hukum.
Teknologi
Teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Perkembangan teknologi, contohnya teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi akan menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, sistem pelayanan baru, kebutuhan bahan-bahan baru, berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal dapat mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua hal itu tentu membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Perkembangan seperti ini akan menimbulkan masalah dalam sistem pendidikan. Sistem yang ada mungkin tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan, oleh karenanya perlu ditanggulangi.
Selain itu dampak negatif teknologi terhadap dunia pendidikaan adalah sebagai berikut:
a)Semakin dimanjakan dengan teknologi. Karena tanpa disadari kita berada dalam pola konsumtif yang selalu dimanjakan dengan kecanggihan teknologi.
b)Mengganggu perkembangan anak di lingkungan kelas. Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di handphone (HP) seperti: kamera, games (permainan) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima telepon, sms dan lainnya dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan/ujian, bermain HP saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya.
c)Pelajar lebih banyak mengahabiskan waktunya untuk bermain game yang ada di internet, laptop, handphone, atau gadget lain yang dimilikinya sehingga lupa membuat tugas sekolah/kuliah, bahkan nyaris tidak menyisakan waktu untuk belajar. Ada juga yang begadang karena menonton tv atau bermain game dan akhirnya terlambat bangun di pagi hari dan terlambat pula berangkat sekolah/kuliah.
d)Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi yang tidak mendidik moral generasi muda.
e)Kemerosotan moral bagi generasi bangsa. Pada internet masih banyak situs-situs yang tidak seharusnya dilihat oleh pelajar. Karena dengan situs buruk tersebut akan merusak moral remaja. Maka diharapkan saling terjadi pertanggungjawaban antara semua pihak agar moral suatu bangsa tetap terjaga.
f)Anak kita akan sulit diawasi, khususnya ketika masa-masa pubertas, disaat sudah muncul rasa ketertarikan dengan teman cowok/ceweknya, maka HP menjadi sarana ampuh bagi mereka untuk komunikasi, tetapi komunikasi yang tidak baik, hal ini akan mengganggu aktifitas yang seharusnya mereka lakukan, makan, belajar bahkan tidur! Karena mereka asyik sms-an dengan teman lawan jenisnya.
g)Timbulnya kriminalitas. Dengan kemajuan iptek berkembang pula ideide untuk menciptakan bom dengan tujuan penghancuran oleh kalangan penjahat.
h)Jasa komunikasi yang dimanfaatkan oleh jaringan teroris untuk mempengaruhi dan menarik para remaja dan pelajar agar bergabung dengan jaringan teroris tersebut.
Kecepatan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada dasarnya akan selalu diiringi oleh perubahan-perubahan sosial dan ekonomi, dan lebih-lebih akan mengubah secara mendasar kondisi-kondisi pekerjaan. Menghadapi gejala ini pendidikan dituntut untuk benar-benar bertindak inovatif dalam rangka mempersiapkan perserta didik dalam menghadapi perubahan dalam memberikan seperangkat kemampuan kepada mereka agar dapat menjawab tantangan--tantangan lingkungan secara efektiif.
2.Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Manusia juga membutuhkan seni. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang cukup besar karena dapat mengembangkan domain/aspek afektif dari peserta didik. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ni duna seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
Dengan memperhatikan alasan-alasan diatas maka dapat kita lihat pula di jaman sekarang ini kesenian sudah banyak disalurkan melalui media televisi, radio, internet, buku komik, maupun majalah. Permasalahannya adalah dengan adanya seni peran, musik, tari, dan sulap yang disiarkan lewat televisi, radio, atau internet malah membuat para penikmat seni dari kalangan anak-anak hingga dewasa, khususnya bagi pelajar generasi bangsa yang terus menikmatinya tanpa mengenal waktu sehingga lupa/lalai akan kewajiban dan tugas-tugas yang harus dilakukannya.
Contohnya, karena terlalu asik menonton tv, atau bermain game, atau membaca komik, maupun membaca majalah tentang fashion terkini, seorang pelajar lupa/lalai dengan kewajibannya beribadah, belajar, mengerjakan tugas sekolah/kuliah, membantu orang tua, bahkan terlambat bangun pagi karena begadang menonton tv dan terlambat juga berangkat ke sekolah/ ke kampus. Ada pula kasus dimana seorang pelajar asyik menggambar disaaat gurunya memberikan pelajaran di depan kelas, akibatnya pelajar tersebut tidak berkonsentrasi dalam belajar dan tidak dapat memahami materi pelajaran tersebut.
Untuk itu, diperlukan penanganan bagi permasalahan dalam pendidikan yang sedang merajalela akibat dari perkembangan seni ini, bukan berarti perkembangan seni harus dihambat apalagi dihentikan karena bagaimanapun juga Indonesia terkenal dengan beragam kesenian yang ada di dalamnya.
B.Laju Pertumbuhan Penduduk
Definisi dari laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan tiga metode, yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponesial. Metode yang paling sering digunakan di BPS adalah metode geometrik.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
1.Pertambahan Penduduk
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah-masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar, maka fasilitas fasilitas sosial pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Hal masalah ini terus diabaikan mika kemerosotan negara tidak dapat dihindari.
Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat. Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak mereka disi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh. Dengan bertambah jumlah penduduk maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggara pendidikan harus ditambah. Dan itu berarti perubahan pembangunan nasional menjadi bertambah. Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penrunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan yaitu propors penduduk usia sekolah dasar menurun sedangkan proporsi penduduk sekolah lanjutan, angkatan kerja dimana penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan.
2.Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu di daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan pulau-pulau sebaran penduduk, seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan.
Sebagai contoh adalah dibangunnya SD kecuali untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V. Di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru. Di samping sebaran penduduk seperti digambarkan itu dengan pola yang statis di kota padat, di desa jarang juga perlu diperhitungkan adanya arus perpindalan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) yang terus menerus terjadi peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan label yang lebih menyulitkan perencanaan penyediaan kerja yang seharusnya menjadi acuan dalam pengadaan tenaga kerja. Usaha-usaha pemeritah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Usaha-usaha pemeritah dalam meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya, yaitu:
a)Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
b)Mengalakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
c)Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan. laboratorium, dan lain-lain).
d)Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
e)Menyempumakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
f)Mencanangkan gemkan orang tua asuh.
g)Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
Dari data yang dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa meskipun pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang selalu meningka terus, akan tetapi tidak dibarengi dengan upaya persebaran penduduk secar merata. Terlihat bahwa pulau Jawa merupakan wilayah yang memiliki populasi penduduk Indonesia paling banyak. Dan populasi penduduk yang paling sedikit yaitu berada di wilayah timur Indonesia yakni Maluku dan Papua.
Jadi, laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan perkembangan masalah pendidikan, misalnya masalah pemerataan. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah anak usia sekolah akan semakin besar/banyak. Jika daya tampung sekolah tidak bertambah maka sebagian dari mereka terpaksa antri atau tidak sekolah. Jika ditampung juga (misalnya karena wajib belajar) maka rasio guru siswa akan semakin besar. Hal ini menyebabkan munculnya masalah lain seperti masalah mutu.
Contohnya, masalah pemerataan, penyebab penduduk yang tidak merata di Indonesia akan menimbulkan masalah abru, misalnya dalam perencanaan dan penyediaan sarana pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolah tidak begitu banyak. Dampak dari pertumbuhan penduduk terhadap kualitas pendidikan di Indonesia, suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah-masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya.
C.Aspirasi Masyarakat
Aspirasi merupakan harapan, cita-cita yang akan dicapai di masa depan. Aspirasi bangsa Indonesia dalam dunia pendidikan telah di tegaskan dalam UU No.20 Th. 2003 bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kecenderungan aspirasi masyarakat dalam berbagai hal semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan, hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, semua ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin bagi peningkatan taraf hidup dan meningkatkan status sosial mereka seperti memperoleh pekerjaan tetap dan layak. Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan arus pelajar menjadi meningkat sehingga anak-anak, remaja dan dewasa akan menyerbu dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan berbagai masalah seperti sistem seleksi siswa/mahasiswa baru, rasio guru-siswa, waktu belajar, permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota, disamping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jejang pendidikan kurang menjadi obyektif, jumlah murid dan siswa perkelas menjadi kurang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak, diadakan kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kekurangan saram belajar, kekungan guru dan seterusnya.
Dampak langsung dan tidak langsung dari kondisi sebagimam digambarkan ialah terjadinya penurunan kadar efektifitas. Dengan kata hin, massalisasi pendidikan menghambat pemecahan mutu pendidikan. Massalisasi pendidikan ibarat perusahaan konveksi pakaian yang hanya melayani ukuran (large, medium dan small). Kebutuhan individu yang khusus tidak terlayani. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa aspirasi terhadap pendidikan harus diredam, justru sebaliknya harus tetap dibangkitkan dan ditingkatkan, utamanya pada masyarakat yang belum maju dan masyarakat di daerah terpencil, sebab aspirasi menjadi motor penggerak roda kemajuan.
D.Keterbelakangan Budaya dan Sarana
Faktor-faktor keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan adalah sangat erat kaitanya dengan faktor kependudukan, IPTEK, dan aspirasi masyarakat. Faktor-faktor tersebut berinteraksi dengan pendidikan dan dipengaruhi pula oleh pendidikan, yang disetiap masyarakat bersifat khas faktor budaya yang paling tampak adalah di bidang sistem nilai dan sebagai corak adat dan kebiasaan masyarakat. bagaimana sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
1.Keterbelakangan Budaya
Keterbelakang budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya, kebudayaanya dipadang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Oleh karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Seharusnya masyarakat luar bukan menilainya hanya karena melihat bagaimana kesesuaian kebudayaan tersebut dengan tuntutan zaman. Dan bukankah pendidikan mempunyai misi sebagai transformasi budaya (dalam hal ini adalah kebudayaan nasional). Sebab sebagai system pendidikan yang tangguh adalah yang bertumpu pada intinya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman. Jika system pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaannya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaamya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifit non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a)Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b)Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat.
c)Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
d)Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
*Masyarakat daerah terpencil.
*Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
*Masyarakat yang kurang terdidik.
2.Keterbelakangan Sarana dan Prasarana
Rendahnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi masalah di dunia pendidikan. Kita tentu sudah banyak mendengar tentang sekolah roboh atau sekolah rusak karena bangunannya yang sudah lapuk namun tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Inilah salah satu bukti betapa rendahnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia.
Kerusakan bangunan pendidikan jelas akan mempengaruhi kualitas pendidikan karena secara psikologis seorang anak akan merasa tidak nyaman belajar pada kondisi ruangan yang hampir roboh. Demikian pula di daerah terpencil, betapa sulitnya membangun sarana pendidikan standar karena kesulitan komunikasi atau langkanya alat-alat bantu proses belajar mengajar, begitu pun dengan tuntutan sistem pendidikan serta kurikulum "nasional" menghambat daerah terpencil untuk mulai merangkak karena dipaksa untuk langsung berlari. Penyediaan sarana dan prasarana haruslah memadai keperluan anak/peserta didik yang memerlukan pelayanan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berkembangnya Ilmu pengetahuan (Science), baik bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan sebagainya jelas akan membawa masalah dalam bidang pendidikan misalnya saja, materi/bahan ajar yang terdapat dalam kurikulum sudah harus diubah/disesuaikan. Hal ini disinggung dalam butir 3 masalah efisiensi pendidikan tentang perubahan kurikulum. Selain itu, penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah.
Selanjutnya, faktor-faktor keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan adalah sangat erat kaitanya dengan faktor kependudukan, IPTEK, dan aspirasi masyarakat. Faktor-faktor tersebut berinteraksi dengan pendidikan dan dipengaruhi pula oleh pendidikan, yang disetiap masyarakat bersifat khas faktor budaya yang paling tampak adalah di bidang sistem nilai dan sebagai corak adat dan kebiasaan masyarakat. bagaimana sistem pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
B.Saran
Menyadari bahwa makalah kelompok masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kelompok akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA