Pneumonia telah menjadi penyakit infeksius yang paling banyak menyebabkan kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Berdasarkan data dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), secara global pada tahun 2019 telah terjadi 671.928 kematian akibat pneumonia pada anak usia kurang dari 5 tahun. Secara internasional faktor risiko yang diperkirakan bertanggung jawab atas kematian balita akibat pneumonia adalah berat badan kurang, polusi udara dalam ruangan, berat badan lahir rendah, tidak adanya akses terhadap fasilitas cuci tangan, usia kehamilan yang pendek, stunting, pemberian ASI tidak eksklusif, dan perokok pasif.
Pneumonia merupakan penyakit menular yang biasanya menyebar dari orang ke orang. Anak-anak yang terinfeksi bakteri penyebab pneumonia biasanya menunjukkan gejala seperti demam, batuk berdahak, muntah, diare, nafsu makan menurun, dan kelelahan berlebih. Menurut (WHO, 2022), salah satu gejala yang khas pada pneumonia adalah anak yang menderita biasanya mengalami pernapasan cepat dan dada bagian bawah yang pada saat menarik napas seharusya mengembang malah akan tertarik ke dalam. Beberapa orang tua tidak bisa membedakan tanda dan gejala awal pneumonia dengan pilek atau penyakit biasa lainnya. Oleh karena itu, apabila anak Anda mengalami tanda dan gejala yang semakin parah, segeralah bawa mereka untuk mendapatkan perawatan medis.
Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Pneumonia Pada AnakÂ
Pneumonia pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pemberian ASI yang tidak eksklusif. Dalam lingkup internasional maupun nasional, pemberian ASI tidak eksklusif merupakan faktor risiko kesembilan yang menjadi penyebab kematian pneumonia pada balita. Sebuah studi di Ethiopia mendapati bahwa tingkat penularan pneumonia sebesar 18,4%, dengan risiko lebih tinggi pada anak-anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif  (Abaye et al., 2019). Penelitian serupa di Uganda menunjukkan bahwa anak-anak tanpa ASI eksklusif selama enam bulan pertama memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk terkena pneumonia (Kiconco, et al., 2021). Ini mungkin disebabkan oleh komponen penting dalam ASI seperti nutrisi, hormon, faktor pertumbuhan, serta zat yang mencegah alergi dan peradangan, yang berkontribusi pada peningkatan imunitas (Sutriana et al., 2021). ASI juga mengandung kolostrum yang kaya protein dan elemen penting seperti imunoglobulin A, laktoferin, dan sel darah putih, yang semuanya berperan dalam melawan infeksi (Yadate et al., 2023).
Maka dari itu, penting untuk menekankan bahwa ASI eksklusif tidak hanya mengurangi risiko pneumonia, tetapi juga memberikan kekebalan yang lebih luas terhadap berbagai penyakit lain. Edukasi tentang pentingnya ASI eksklusif dan cara pemberiannya yang benar harus ditingkatkan, terutama di komunitas dengan akses terbatas terhadap informasi kesehatan.
Namun, masalah yang dihadapi saat ini adalah kurangnya pemahaman dan keahlian dalam memberikan ASI yang tepat. Banyak ibu percaya bahwa ASI saja tidak cukup untuk bayi di bawah enam bulan dan cenderung memberikan makanan tambahan lebih awal, yang sebenarnya tidak dianjurkan. Selain itu, faktor-faktor seperti kebersihan dan sanitasi juga berperan dalam meningkatkan kasus pneumonia pada anak.
Sang Ibu Dapat Mencegah Pneumonia Pada Anak Dengan Lakukan Ini!
Berikut ini merupakan cara untuk mencegah pneumonia pada balita:
1. Memberikan ASI Eksklusif selama minimal 6 bulan