Mohon tunggu...
Vanya Salsabila
Vanya Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

be better than yesterday not better than others

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ketegangan Debat Capres Saling Sindir antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto

10 Januari 2024   22:32 Diperbarui: 10 Januari 2024   22:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat Capres: Saling Sindir Antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto Mewarnai Perdebatan Visi-Misi
Debat Capres pada Minggu lalu menjadi panggung ketegangan antara dua calon presiden utama, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Dalam sesi penyampaian visi dan misi, pertarungan kata-kata mereka mencuat ke permukaan dengan saling sindir yang tajam.

Tanpa menyebut nama secara langsung, Anies Baswedan menyerang Prabowo dengan menyoroti kepemilikan tanahnya yang konon mencapai 340 ribu hektar di seluruh Indonesia. Kritik Anies lebih lanjut menyentuh ketidakseimbangan, di mana separuh anggota TNI disebutnya tidak memiliki rumah dinas, sementara menteri yang dipimpin oleh Prabowo memiliki kepemilikan tanah yang cukup besar.

Prabowo, dalam tanggapannya, menanggapi sindiran tersebut dengan merujuk pada kurangnya data yang dihadirkan oleh Anies. Namun, pertarungan argumen antara keduanya tidak berhenti di sini.

Anies terus menyoroti kinerja Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo. Dia menyoroti proyek Food Estate yang dianggapnya gagal serta peretasan yang menimpa Kementerian Pertahanan pada tahun sebelumnya, yang menurutnya menunjukkan ironi dalam pengelolaan anggaran yang mencapai Rp700 triliun.

Di sisi lain, Prabowo menggunakan kesempatannya untuk memaparkan visi dan misinya yang mengaitkan pertahanan dan keamanan dengan kesejahteraan masyarakat. Ia menyoroti pentingnya menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai landasan untuk mencapai negara yang makmur dan sejahtera.

Tidak hanya itu, calon lainnya, Ganjar Prabowo, juga menyampaikan rencananya untuk menata ulang struktur militer, terutama dengan pergeseran pusat gravitasi ke Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur. Dia menekankan perlunya memasuki era pertahanan 5.0 dengan mengadopsi teknologi tinggi dalam sistem pertahanan, seperti rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum, dan lainnya.

Namun, sorotan utama tetap pada perang argumen di antara Anies dan Prabowo. Mereka saling menuduh, dengan Anies menyoroti isu-isu etika kepemimpinan dan tuduhan mengenai 'orang dalam' dalam program-program Kementerian Pertahanan. Prabowo, di sisi lain, menegaskan bahwa data yang disampaikan oleh Anies tidak akurat dan menyoroti sikap etis dari pihak Anies sendiri.

Perdebatan ini memberikan gambaran akan dinamika politik yang tengah berlangsung. Namun, pentingnya substansi visi dan misi dalam debat ini sering kali terpinggirkan oleh saling serang dan respons tajam dari kedua belah pihak.

Pertarungan argumen ini menegaskan betapa pentingnya perdebatan publik dalam menyoroti visi dan kualitas kepemimpinan para calon presiden. Namun, dalam perdebatan ini, terkadang substansi yang harusnya menjadi fokus utama terlupakan oleh sorotan pada saling serang dan respons tajam, sehingga membuat aspek substansial dari rencana dan kemampuan kepemimpinan para calon presiden sedikit terpinggirkan.

Masyarakat tentu berharap agar perdebatan semacam ini bisa menghasilkan wawasan yang lebih jelas mengenai rencana dan kemampuan calon presiden dalam memimpin negeri ini ke depannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun