Mohon tunggu...
VANY APRILIA
VANY APRILIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menelusuri Jejak Komunikasi Politik di Indonesia: Bagaimana sih Peran Media Sosial dalam Pembentukan Opini Publik?

23 Desember 2024   14:57 Diperbarui: 23 Desember 2024   14:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemanfaatan influencer ini adalah sebagai penghubung antara politisi dan pemilih yang telah menjadi strategi yang semakin diminati. Pasti kalian tau kan influencer mana yang bergabung? Contohnya seperti Rafi Ahmad yang aktif dalam paslon no 2 yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang melakukan life di akun Instagramnya. Dengan basis pengikut besar ini, influencer juga mampu menjangkau audiens secara lebih personal dan luas. Dalam konteks Pemilu 2024, banyak selaki politisi yang bergabung dengan influencer untuk meningkatkan visibilitas mereka di media sosial serta membangun citra positif untuk di mata publik.

Influencer seperti ini sering kali memiliki kemampuan untuk menciptakan suatu konten yang relate dan menari bagi followers atau pengikut mereka di sosial media. Nah hal ini juga membuat suatu pesan pesan politik yang lebih mudah sekali diterima oleh para generasi muda yang sering sekali meragukan atau tidak percaya terhadap suatu informasi dari sumber resminya langsung seperti televisi atau surat kabar. Misalnya seperti ada beberapa influencer yang menggunakan aplikasi dari TikTok untuk membuat suatu video pendek yang mengedukasi pemilih tentang calon calon tertentu yang penti di dalam kampanye tersebut.

Nah media juga memiliki suatu peran penting dalam mempengaruhi keputusan dalam memilih loh. Misalnya ketika ada seorang calon pemimpin yang menerima suatu liputan positif di media sosial mengenai suatu program programnya, hal ini biasanya terdapat suatu peningkatan elektabilitas di kalangan masyarakat lain. Nah sebaliknya pun begitu, seperti ada pemberitaan yang negatif dan dapat merusak nama citra calon tersebut hal itu juga dapat mengurangi dukungan yang akan diterimanya.

Pemerintah dapat menjadi bahan pemberitaan mengenai suatu kinerjanya atau suatu kebijakan tertentu juga dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap calon calon yang dalam pemilu itu mendatang. Ketika adanya media yang menyoroti keberhasilan suatu program program pemerintah atay sebaliknya mengungkapkan kegagalan suatu kebijakan, hal ini dapat berdampak langsung pada pemilihan pemilih saat hari H itu tiba.

Nah selain peran media sosial dan pemberitaan terhadap media massa, ada juga yang terdapat dalam beberapa fakto yang lain juga yang berkontribusi dalam dinamika di komunikasi politik di indonesia.

Dalam literasi media adalah salah satu faktor penting yang harus masyarakat tahu. Di dalam era informasi seperti saat ini, kemampuan seorang individu untuk memahami dan menganalisis informasi itu dangat penting supaya agar mereka bisa mengambil atau membuat suatu keputusan yang berdasarkan fakta dan bukan hanya berdasarkan opini atau berita yang palsu. Sebagai masyarakat juga perlu dalam dilengkapi dengan keterampilan yang kritis untuk bisa mengevaluasi suatu sumber informasi serta juta dapat memahami konteks berita berita yang disajikan.

Pendidikan juga adalah suatu literasi media yang harus dimulai sejak dini loh, agar apa? Agar generasi muda seperti kita bisa memiliki kemampuan dalam memilih suatu informasi dengan baik ketika telah memasuki dunia politik. Seperti program program pendidikan yang tentang literasi digital nya yang dapat membantu masyarakat untuk memahami bagaimana sih berita yang di produksi dan di sebarluaskan itu? Dan bagaimana juga pengaruh terhadap opini publik itu?.

Ada faktor lain juga selain literasi, yaitu Polarisasi sosial yang merupakan juga faktor yang penting dalam suatu komunikasi politik di Indonesia pada saat ini. Ketika maraknya masyarakat sebelah menjadi suatu kelompok kelompok masyarakat yang dengan pandangan ideologis nya atau politik nya yang berbeda beda, hal ini dapat menyebabkan konflik dan ketegangan dalam suatu diskusi publik. Nah media sosial juga sering kali memperburuk suasana atau polarisasi ini dengan adanya algoritma yang memperlihatkan dan memperkuat pandangan yang ekstrem atau pandangan yang jarang dilihat.

Ketika seorang individu yang hanya terpapar pada suatu informasi yang sejalan dengan pandangan mereka sendiri, yang bisa dikenal sebagai "echo chamber" adalah mereka yang cenderung mengabaikan atau tidak peduli dalam perspektif lain dan memperkuat suatu keyakinan mereka sendiri. Hal ini biasanya untuk mengurangi dialog konstruktif antara suatu kelompok kelompok masyarakat.

Kesimpulan

Jadi komunikasi politik di Indonesia seperti saat ini wajib ditandai oleh perubahan yang signifikan akibat adanya pengaruh media sosial dan dinamika pemberitaan media massa. Media juga dapat memainkan peran penting dalam suatu penyampaian di pesan politik yang disertakan dalam pembentukan opini publik melalui berbagai saluran informasi. Dengan adanya menggunakan teori komunikasi seperti agenda setting dan spiral of silence, Dengan ini kita dapat lebih memahami Bagaimana sih media politik mempengaruhi suatu dinamika politik dan keputusan dalam memilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun