Mohon tunggu...
Vanya aisya
Vanya aisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca artikel-artikel sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gerakan Feminisme dalam Prespektif Idealistik

2 Juli 2023   09:59 Diperbarui: 2 Juli 2023   10:01 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Latar belakang

Feminisme adalah sebuah kata sifat yang berarti "kewanitaan" atau untuk menunjukkan sifat perempuan. Feminisme merupakan aliran pergerakan wanita yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Gerakan dan ideologi yang bertujuan untuk mencapai tingkat gender yang bernaung pada hak asasi manusia .Gerakan feminisme ini sudah bergerak sejak abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di Eropa. Pada waktu itu hak wanita dibatasi di berbagai tempat, seperti dalam hal pendidikan, kesempatan kerja dan politik serta standar moral.

Gerakan feminisme dalam perspektif idealistik melihat perubahan sosial sebagai hasil dari kesadaran kolektif dan perubahan nilai-nilai masyarakat. Mereka percaya bahwa perubahan harus terjadi dalam tiga dimensi yakni struktur sosial, nilai, dan sikap. Oleh karena itu, gerakan feminis juga menyertai perubahan sosial untuk memperluas wawasan masyarakat tentang kesetaraan dan mengubah nilai-nilai patriarki dalam budaya.Gerakan feminisme  sadar untuk mengubah keadaan atas diskriminasi, kekerasan, eksploitasi, dan penindasan yang dialami perempuan. Usaha kesetaraan gender telah diusahakan oleh negara dan diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 yang menyatakan bahwa adanya jaminan kesamaan hak bagi seluruh warga negara, baik laki-laki maupun perempuan.

B. Masalah 

Saat ini, perjuangan feminisme di Indonesia masih berjalan. Isu-isu yang diangkat antara lain ketidaksetaraan upah, kekerasan seksual, reproduksi, hak atas tubuh, dan lain sebagainya. Yang terkini adalah perjuangan dan kemenangan pengesahan RUU TPKS untuk melindungi korban kekerasan seksual. Namun, meskipun gerakan feminisme punya niat dan visi yang baik, masih ada banyak kalangan yang menolak gerakan ini dengan keras.

Kasus kekerasan terhadap perempuan masih menjadi masalah serius di Indonesia. Idealisme feminis menolak segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, dan perdagangan manusia. Masalah ini membutuhkan kesadaran, pendidikan, dan penegakan hukum yang kuat untuk memerangi kekerasan terhadap perempuan. Dan dalam era digital saat ini semakin meningkat masalah kekerasan secara daring terhadap perempuan. Perempuan seringkali menjadi sasaran pelecehan, ancaman, penyebaran informasi pribadi yang tidak sah, dan serangan verbal di platform media sosial. Gerakan feminisme dalam perspektif idealistik memperjuangkan keamanan perempuan dalam ruang digital dan mengadvokasi perlindungan hukum yang memadai.Salah satu masalah dalam kasus kekerasan terhadap perempuan yang menjadi korban kembali, yaitu ketika korban dihadapkan pada penghakiman, pemolisian, atau perundungan lainnya saat melaporkan kekerasan yang dialami. Gerakan feminisme berjuang untuk mengubah pandangan masyarakat dan sistem hukum agar lebih mendukung korban kekerasan dan tidak menyalahkan mereka.

Tidak hanya masalah kekerasan saja karena perumpuan dianggap rendah juga sering terjadi ketidak adilan di rumah tangga. Peran di dalam rumah tangga, masalah ini melibatkan pembagian peran yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki di dalam rumah tangga. Perempuan seringkali diberi tanggung jawab yang lebih besar dalam tugas rumah tangga seperti merawat anak, sementara laki-laki cenderung mendapatkan keuntungan dari ketimpangan ini. Gerakan feminisme ini mendorong pembagian peran yang adil dan saling menghargai antara perempuan dan laki-laki dalam lingkungan rumah tangga.


C. Manfaat

Pembahasan tentang masalah-masalah ini dalam kasus gerakan feminisme dalam perspektif idealistik di Indonesia dapat membantu menganalisis tantangan yang dihadapi serta mengeksplorasi strategi dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai kesetaraan gender yang lebih baik dalam masyarakat. Masyarakat juga mendapatkan inspirasi dari gerakan feminisme yang mendorong perubuhan sosial agar lebih adil  dan dengan  mencapai kesetaraan gender, masyarakat dapat menghargai dan memanfaatkan potensi penuh dari semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.


D. Metode

Feminisme idealistik  menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mana memfokuskan pemasalahan atas dasar untuk fakta yang dilakukan melalui observasi, kampanye media sosial, demonstrasi, petisi, dan kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran dan memperoleh dukungan.


F. Kajian pustka

Audre Lorde, bell hooks, dan Kimberl Crenshaw  mereka telah berkontribusi untuk terus mengembangkan teori identitas perempuan yang menyoroti pentingnya menghargai dan menghormati identitas perempuan serta pengalaman unik yang dimiliki oleh perempuan.

Menurut Simone de Beauvoir konsep kesetaraan gender merupakan landasan gerakan feminisme idealistik memperjuangkan hak-hak politik dan sosial perempuan serta  menekankan pentingnya penghapusan ketidakadilan gender.


G. Rekomendasi 

Artikel ini ditujukan untuk semua kalangan masyarakat terutama kuam perepmuan untuk bisa mengikuti jejak gerakan feminisme dan berani membentuk keadilan.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun