Alkoholisme (alcoholism) sudah menjadi suatu gaya hidup dan kebiasaan banyak orang dan sudah beredar di masyarakat secara luas. Alkohol selama ini masih diyakini sebagai suatu minuman yang tidak berbahaya dan menimbulkan efek yang mÂÂÂenyenangkan. Konsumsi tidak terkontrol telah menimbulkan masalah pada masyarakat. Orang yang mengkonsumsi alkohol banyak yang beranggapan alkohol dapat menghilangkan atau menghindarkan mereka dari stress, sehingga orang terus menerus mengkonsumsi alkohol hingga berakibat pada kecanduan. Apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang terus menerus mengonsumsi alkohol dan gambaran tentang alkoholisme akan dijelaskan pada artikel ini.
Deskripsi Alkoholisme (alcoholism)
Alkoholisme (alcoholism) adalah penyalahgunaan alkohol sehingga menyebabkan ketergantungan alkohol yang ditandai dengan keadaan atau kondisi seseorang yang minuman alkohol secara berlebihan sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk memutuskan dan menghentikan atau berhenti minum. Penggunaan alkohol yang penggunaannya secara berlebihan yaitu lebih dari 28 gram alkohol perharinya atau lebih dari 4 botol setiap harinya yang dapat membahayakan jiwa penggunanya.
Kriteria Alkoholisme menurut DSM IV
Alkohol sering digunakan dalam jumlah yang lebih besar atau periode yang lebih lama (12 bulan)
Individu terus menerus ingin mengkonsumsi alkohol dan gagal untuk berhenti
Individu terus menerus ingin mengkonsumsi alkohol dan gagal untuk berhenti
Keinginan yang kuat atau dorongan untuk menggunakan alkohol dan Banyak waktu dihabiskan dalam kegiatan yang diperlukan untuk mendapatkan alkohol, menggunakan alkohol, atau recover dari dampaknya.
Kegagalan untuk memenuhi kewajiban peran utama mereka di tempat kerja, sekolah, atau rumah.
Individu memiliki masalah dalam karakteristik atau kebiasaan sosial atau interpersonal yang disebabkan alkohol.
Penggunaan alkohol yang berulang pada situasi yang mengakibatkan bahaya secara fisik.
Individu memiliki pengetahuan tentang akibat atau resiko dari penggunaan alkohol secara fisik atau psikologis namun tetap mengkonsumsi alkohol.
Faktor-faktor penyebab alkoholisme menurut Kaplan dan Sadock antara lain:
Kelas sosioekonomi yang tinggi, karena orang akan cenderung mudah dalam mendapatkan jenis minuman dengan kadar alkohol tinggi.
Individu mengkonsumsi alkohol untuk menghilangkan atau menghindar dari kecemasan dan stress.
Lingkungan sosial dan budaya yang membiasakan atau mempengaruhi individu untuk mengkonsumsi alkohol
Kebiasaan dalam keluarga dan Faktor Genetik
Bagaimana Efek Jangka Pendek dan Jangka Panjang mengkonsumsi Alkohol?
Efek Jangka pendek dari konsumsi alkohol, Alkohol menaikkan kadar serotonin dan dopamine, dan efek ini mungkin merupakan sumber dari menghambat berbagai reseptor glutamate yang dapat menimbulkan efek kognitif intoksikasi alkohol, seperti berbicara dengan tidak jelas dan hilangnya memori (U.S. Department of Health and Human Services, 1994). Alkohol dalam jumlah banyak dapat mengganggu proses-proses berpikir kompleks; koordinasi motorik, keseimbangan, kemampuan bicara, dan penglihatan juga melemah. Beberapa individu menjadi depresi dan mengalami gejala putus zat.
Pada Efek Jangka Panjang, alkohol dalam waktu lama merusak sel-sel otak (banyak di antaranya berperan dalam fungsi-fungsi memori). Kebutuhan yang tidak terpuaskan pada diri akan menyebabkan timbulnya perasaan frustrasi. Individu menjadi kurang dapat berpikir secara rasional dan kurang mampu mengarahkan masalah secara efektif, sehingga akan terjerumus ke dalam perilaku negatif (kriminalitas).
Â
Pencegahan dan Penanganan Alkoholisme (Prevalensi Alkoholisme)
Pencegahan dan penanganan yang dilakukan pada individu untuk tidak mengkonsumsi alkohol adalah sebagai berikut :