Maka dari itu, pembaruan media dalam bentuk audio dan gambar bergerak mengungan minat orang untuk terus mengakses berita. Apalagi dengan ditambah dengan gambar berwarna baik dari foto maupun ilustrasi.
Jika dibandingkan media berita pada saat dulu dan era sekarang sangat berbeda. Tentu saja budaya produksi dan konsumsi juga berbeda.
Tidak hanya kecepatan informasi, namun tampilan konten ilustrasi, video, audio juga bisa menjadi daya tarik. Sehingga pembaca tidak merasa bosan.
Hal ini berpengaruh bagi tim produksi berita, mereka harus aktif mengikuti perkembangan informasi dan konsep pemberitaan. Agar bagi organisasi atau kantor berita tidak kehilangan pembaca setia.
Ada dua kunci untuk bisa mengerti dan memahami budaya konsumsi media, yaitu pertama preferensi yang bersandar pada yang ditawarkan oleh media massa dengan multitasking. Kedua yaitu kemampuan dan keinginan untuk aktif berpartisipasi seperti meninggalkan jejak pendapat dalam forum diskusi, menyumbang suara dari sudut pandang masing-masing.
1. membaca : orang lebih suka membaca berita secara online daripada cetak, hal ini menyebabkan kerugian bagi kantor media cetak karena pembaca kini lebih tertarik untuk pindah ke online.
2. menonton : apa yang ada di media kontemporer merupakan kebangkitan citra serta kejatuhan kata. Melihat dunia tidak melalui buku lagi namun kini melihat dunia dari televisi yang lebih menarik perhatian.
3. mendengarkan : radio sekarang dapat diakses dengan internet melalui website atau platform audio streaming. Konsumen suka mendengarkan berita audio sambil melakukan aktivitas lain.
4. multitasking : seperti namanya multitasking, yang memberikan gambaran paling tepat pada pengguna media kontemporer, orang-orang ikut terlibat pada produksi dan konsumsi secara bersama.
Keempat tren kebiasaan konsumsi berita orang bukanlah hal yang baru lagi bagi kita. Apalagi sekarang yang dibutuhkan oleh orang-orang yaitu kecepatan dalam mendapatkan informasi.