HIV adalah sebuah virus mematikan yang menyerang sistem kekebalan atau imunitas tubuh. HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini sangat berbahaya bagi penderitanya karena dia menyerang sel CD4 di dalam sel darah putih yang berfungsi untuk menjaga imun tubuh dan melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
HIV dapat berkembang ke stadium akhir apabila tidak ditangani dengan baik. Stadium akhir dari virus ini adalah AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS merupakan sebuah kondisi ketika imunitas tubuh sudah tidak sanggup lagi memerangi setiap infeksi yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Jadi, dapat diketahui bahwa HIV adalah virus yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, sedangkan AIDS adalah kondisi penyakit yang ditimbulkan akibat lemahnya imunitas tubuh.
Menyadari berbahaya dan ganasnya HIV/AIDS ini, LSM Mirabel berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan D. I. Yogyakarta, melakukan sosialisasi yang berlangsung di Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta (Selasa, 21/11/2023) dan dihadiri oleh puluhan mahasiswa yang berasal dari beberapa kampus di Jogja.
Direktur LSM Mirabel, Ana Mariana Ulfa yang akrab disapa Mba Ana menyatakan bahwa sosialisasi ini dilakukan sebagai bentuk upaya preventif dan memberi kesadaran tentang betapa bahayanya HIV/AIDS. “Mencegah lebih baik dari pada mengobati”, tuturnya. Beliau juga menjelaskan bahwa HIV dapat menular melalui cairan sperma, air susu ibu (ASI), darah, cairan vagina dan cairan anus. “HIV tidak dapat tertular melalui udara, air liur, air mata atau bahkan kontak fisik”, tegasnya.
Distribusi kasus berdasarkan wilayah di DIY di Tahun 2011-2023 (Maret), HIV paling banyak tersebar di Kabupaten Sleman yaitu sebanyak 1767 kasus sedangkan paling sedikit di wilayah Kabupaten Kulon Progo. HIV yang sudah berkembang ke AIDS paling banyak terjadi di Bantul sebanyak 506 kasus dan paling sedikit terjadi di Kabupaten Kulon Progo yaitu 126 kasus.
Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya penularan HIV yaitu: sering gonta-ganti pasangan seksual dan tidak memakai alat kontrasepsi, memakai jarum suntik yang sudah digunakan oleh orang lain, dan melakukan transfusi darah yang alatnya tidak steril. Oleh karena itu, Mba Ana mengimbau agar tidak melakukan seks bebas, memastikan jarum yang kita gunakan belum terpakai sebelumnya dan alat untuk transfusi darah harus steril.
Selain itu dia mengajak para mahasiswa untuk memberikan pemahaman tentang HIV/AIDS kepada orang lain, rutin melakukan pemeriksaan agar penanganan penyebaran HIV bisa dilakukan sedini mungkin dan dapat mencegah komplikasi penyakit yang lebih serius.
Di bagian akhir sosialisasi, Mba Ana memberi pesan kepada peserta sosialisasi untuk tidak melakukan diskriminasi dan stigmatisasi kepada para penderita HIV/AIDS. “Jangan menjauhi mereka. Tetap berkomunikasi dengan mereka. Jauhi penyakitnya, bukan orangnya”, ungkap Direktur LSM Mirabel itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI