Mohon tunggu...
Stevano
Stevano Mohon Tunggu... Mahasiswa - General Practitioner

Medic Head

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Kanker Serviks Perenggut Nyawa Julia Perez

13 Juni 2017   02:02 Diperbarui: 13 Juni 2017   05:24 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu ini media dikejutkan oleh kematian seorang penyanyi dangdut terkenal Julia Perez. Penyebab kematiannya disebabkan oleh penyakit kanker serviks yang telah dideritanya sejak tahun 2014 dan ternyata semakin memburuk di tahun 2017. Sungguh sangat disayangkan karena penyakit ini sebenarnya dapat dicegah apabila kita dapat lebih waspada dan peduli dengan kesehatan kita. Lalu apa sebenarnya kanker serviks itu dan bagaimana mencegahnya? 

Bagi para pria anda tidak perlu takut, karena penyakit ini hanya akan menyerang para wanita. Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks (leher rahim) yang terletak sepertiga bagian bawah uterus (rahim) dan berbentuk silindris. Jika anda belum mengerti, coba lihat gambar dibawah ini.

sumber: kankerservik.com
sumber: kankerservik.com
Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%. Perlu diketahui bahwa penyebab kanker serviks bukan hanya karsinogen penyebab kanker jenis yang lain, tapi disebabkan oleh sebuah virus bernama Human Papiloma Virus (HPV). 

Lalu bagaimana seorang wanita bisa terpapar HPV? Penyebabnya dapat diakibatkan oleh banyaknya partner seksual/multipartner, umur dini saat pertama melakukan hubungan seksual, gangguan imunitas, bahkan perilaku seksual suami. 

sumber: Center for Menstrual Disorders & Reproductive Choice
sumber: Center for Menstrual Disorders & Reproductive Choice
Gejala-gejala awal yang ditimbulkan oleh kanker serviks tergantung pada stadiumnya. Pada umumnya, pada tahap awal (lesi prakanker) penderita belum memberikan gejala. Bila telah menjadi kanker invasif, gejala yang paling umum adalah perdarahan (contact bleeding/perdarahan saat berhubungan intim) dan keputihan. Pada stadium lanjut, gejala dapat berkembang menjadi nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pelvik (panggul) sampai obstruksi ureter (penyumbatan saluran kencing) yang menyebabkan kurang kencing (oligouri) atau tidak ada kencing sama sekali (anuri).

Jika anda merasa memiliki faktor resiko terpapar HPV, maka segeralah melakukan pemeriksaan dini untuk mencegah kanker serviks. Bahkan jika anda adalah seorang wanita, lebih baik segeralah melakukan pemeriksaan atau menggunakan vaksin HPV. Sebenarnya vaksin HPV sudah diwajibkan di beberapa negara maju, tapi hal ini belum dilakukan di Indonesia. 

Itulah sebabnya angka kejadian kanker serviks di Indonesia yang dilaporkan Departemen Kesehatan RI saat ini masih cukup tinggi, dimana jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks.

Sebelum menuju stadium kanker, kita dapat mendeteksi lesi pra kanker dengan sebuah metode yang bernama tes Pap Smear atau metode lain seperti skrining IVA, dsb. Metode pemeriksaan ini dapat anda temui dengan mudah, entah di rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap hingga tingkat puskesmas. 

Namun amat disayangkan, karena kurangnya edukasi dan kesadaran dini masyarakat Indonesia sehingga masih banyak yang belum menyadari pentingnya deteksi dini kanker serviks. 

Jadi mau tunggu apa lagi? Jika anda sudah mengerti pentingnya pencegahan kanker serviks, segeralah melakukan deteksi dini dan ajak orang-orang terdekat anda karena lebih baik mencegah daripada mengobati.

PicturequeTes
PicturequeTes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun