Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya atau yang kerap disebut sebagai UNTAG Surabaya menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan sebuah program bagi mahasiswa dalam pengabdian pada masyarakat dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan dengan kurun waktu tertentu. Dalam menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) salah satu mahasiswi Untag Surabaya fakultas psikologi yang juga melaksanakan kegiatan MBKM Asistensi Mengajar melakukan penanganan siswa slow learner di SMP Negeri 17 Surabaya dengan memberikan media pembelajaran. Pelaksanaan ini berlangsung pada bulan April hingga Mei 2024, di ruang BK sekolah SMP Negeri 17 Surabaya. Program ini dijalankan dengan melalui banyak program kegiatan yang dimulai dengan assesmen siswa berkebutuhan khusus hingga penerapan media pembelajaran. Dengan program kegiatan tersebut diharapkan kepada siswa mendapatkan penanganan khusus untuk mengatasi permasalahan yang dimiliki.
Slow learner merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan siswa yang memerlukan waktu lebih lama untuk memahami dan memproses informasi dibandingkan dengan teman sebayanya. Siswa dengan karakteristik ini biasanya memiliki kemampuan belajar yang lebih lambat dalam beberapa atau semua area akademik, tetapi mereka tidak memiliki gangguan atau disabilitas intelektual yang spesifik. Fransle dan R. Gulliford mendefenisikan siswa yang mengalami lambat belajar karena suatu kondisi-kondisi terbatas yang mengakibatkan keterlambatan pendidikan. Anak lambat belajar terklasifikasi dengan kualitas kognitif atau IQ berkisar antara 70 hingga 90. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami slow learner memiliki IQ berkisar 70-90 dan memiliki kekurangan dalam memahami materi. Dengan ini mahasiswi bekerjasama dengan mitra yaitu di SMP Negeri 17 Surabaya untuk menganalisa siswa yang mengalami slow learner. Dalam hal ini peran guru di sekolah juga dibutuhkan untuk melakukan identifikasi siswa mana yang mengalami slow learner.
Dalam melakukan identifikasi permasalahan siswa slow learner ini dilakukan wawancara dengan siswa tersebut. Permasalahan yang terjadi pada siswa slow learner ini kesulitan dalam pelajaran tertentu seperti yang disebutkan yaitu Pelajaran matematika dan pelajaran bahasa inggris. Dari latar belakang yang diceritakan oleh guru BK bahwa siswa ini tidak memiliki permasalahan dengan lingkungan sosial dan wawancara mengenai latarbelakang keluarga siswa tersebut. Selain identifikasi siswa slow learner melalui observasi dan wawancara, penulis juga melakukan identifikasi melalui nilai ujian Sumatif Tengah Semester dan rapot milik siswa slow learner. Didapat bahwa nilai yang ada dari hasil identifikasi ujian Sumatif Tengah Semester dan nilai rapot, disimpulkan bahwa nilai siswa slow learner termasuk nilai rata-rata. Namun memang pada nilai siswa slow learner bagian matematika dan bahasa inggris tergolong dibawah rata-rata. Maka dengan bukti-bukti tersebut melalui pihak sekolah siswa slow learner ini dianggap sebagai siswa yang mengalami slow learner. Dengan didapatnya hasil assesmen, maka penulis dapat melaksanakan bimbingan dengan memberikan media pembelajaran yang tepat pada siswa slow learner.
Setelah dilakukan assesmen pada subjek, penulis memberikan program ini berupa metode bimbingan individual. Bimbingan individual adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, secara terus menerus. Karena dari hasil assesmen subjek kesulitan dalam pembelajaran matematika dan bahasa inggris, maka penulis akan memberikan bimbingan mengenai dua mata pelajaran tersebut. Dalam bimbingan ini penulis tidak melakukan pertemuan dengan subjek setiap hari, agar subjek tidak terlalu bosan. Bimbingan ini berlangsung selama 3 minggu. Tiap pertemuan diberikan media pembelajaran yang hampir berbeda. Berikut media pembelajaran yang diberikan untuk siswa slow learner dalam membantu permasalahan belajarnya.
Yang pertama ini merupakan lembar kerja berupa soal matematika dalam bentuk teka teki silang dan roda menghitung, supaya siswa tidak bosan dan mengingat terminologi matematika dengan lebih baik ketika harus mencocokkannya dengan definisi atau petunjuk dalam teka-teki silang. Soal matematika yang diberikan berupa perhitungan perkalian dan pembagian dalam bentuk sederhana.
Yang kedua ini merupakan soal matematika dengan tema sambungkan jawaban bahasa inggris. Untuk dapat menyambungkan jawaban, siswa harus terlebih dahulu menghitung dan kemudian siswa mencari jawaban di seberang yang berupa kalimat angka berbahasa inggris. Dengan begitu selain belajar matematika, siswa juga belajar bahasa inggris.
Yang ketiga merupakan soal berhitung dengan jumlah yang besar menggunakan sambung warna. Dalam berhitung kali ini siswa diminta untuk memperhatikan warna dan jawaban, karena, soal warna yang berada dikiri sama jawabannya dengan soal disebelah kanan dengan soal yang sama warna. Subjek juga diberikan soal matematika cerita dengan cara diktasi atau soalnya di dekte, untuk mengetahui apakah ada masalah dengan diktasi subjek. Dari soal matematika cerita tersebut, diharap subjek dapat menyelesaikan cara berhitung dalam bentuk cerita.