Ketika melangkah ke dalam kehidupan dewasa, seringkali kita membawa beban dari masa kecil yang mungkin tidak kita sadari. Luka-luka inner child dapat menjadi penentu dalam cara kita berinteraksi, membentuk pola pikir, dan mempengaruhi kesejahteraan emosional kita.Â
Dalam menjalani perjalanan menuju pemulihan, penting untuk mengenali dan memahami tipe-tipe luka inner child yang mungkin pernah kita alami. Mari kita telaah bersama dan melangkah menuju kesembuhan!
- Guilt Wound
Luka inner child tipe "guilt wound" mencerminkan pengalaman masa kecil di mana individu seringkali diberi perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak pantas. Ini mungkin disebabkan oleh lingkungan keluarga yang otoriter, di mana norma-norma yang sangat ketat atau tidak realistis diterapkan, dan kesalahan kecil bisa menjadi sumber hukuman atau kritik berlebihan.Â
Sebagai contoh, seorang anak mungkin merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi ekspektasi yang tinggi dari orang tua atau penjaga, meskipun tuntutan tersebut seharusnya tidak seberat itu.
Dampak "guilt wound" ini dapat terus terasa hingga dewasa. Individu yang mengalami luka ini mungkin cenderung merasa bersalah atau tidak berharga, bahkan ketika mereka melakukan prestasi yang signifikan.Â
Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam menerima pujian atau menginternalisasi kesuksesan mereka karena rasa bersalah bawaan dari masa kecil yang terus menghantui.Â
Kesadaran akan tipe luka ini dapat menjadi langkah pertama dalam perjalanan penyembuhan, memungkinkan seseorang untuk memahami asal-usul perasaan bersalah dan mengembangkan kemampuan untuk melepaskan beban tersebut demi kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.
- Abandonment Wound
Luka inner child tipe "abandonment wound" berakar pada pengalaman masa kecil dimana seseorang merasa ditinggalkan atau diabaikan secara emosional. Ini bisa disebabkan oleh berbagai situasi, seperti perceraian orang tua, kematian salah satu orang tua, atau pengabaian emosional yang konstan.Â
Sebagai contoh, seorang anak yang ditinggalkan oleh salah satu orang tua atau yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup dapat mengalami "abandonment wound."
Dampak dari luka ini dapat membentuk pola hubungan di masa dewasa. Individu dengan "abandonment wound" mungkin mengalami ketakutan terhadap keintiman, kesulitan dalam mempercayai orang lain, atau bahkan menjauhkan diri secara emosional untuk menghindari rasa takut ditinggalkan.Â