Mohon tunggu...
Vannya Adiansyah
Vannya Adiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

@van.nya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Klitih di Yogyakarta, Bagaimana Penanganannya?

22 Juni 2022   12:30 Diperbarui: 22 Juni 2022   12:32 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Klitih di Yogyakarta, Bagaimana Penanganannya?

Sering kita dengar di berita mengenai praktik klitih yang kerap terjadi dan menimpa warga khususnya di daerah Yogyakarta. Tidak sedikit pula korban yang berjatuhan dari kegiatan tidak bermoral tersebut. Menurut pernyataan oleh Jogja Police Watch (JPW), telah tercatat 12 aksi klitih dari bulan Januari hingga April 2022 di Yogyakarta. Mirisnya, korban yang berjatuhan tidak hanya korban luka, tetapi ada juga korban jiwa.


Akibat dari seringnya aksi tersebut di Yogjakarta, klitih sering dianggap sebagai aktivitas yang merugikan dan mengancam warga. Tetapi sebenarnya kata klitih sendiri memiliki arti yang berkebalikkan dengan stereotipe yang ada pada masyarakat. Lantas, apa arti klitih yang sebenarnya? Langkah apa yang telah diambil oleh pemerintah untuk menangani aksi klitih?


Klitih merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang didefinisikan sebagai aktivitas keluar rumah untuk mengisi waktu luang tanpa tujuan atau maksud yang pasti. Klitih sebenarnya bisa dalam bentuk kegiatan apapun, intinya dilakukan dengan tujuan untuk mengisi waktu dan menghilangkan rasa penat, baik itu berjalan-jalan pada malam hari, membaca buku, dan lain sebagainya. Akan tetapi, banyak anak usia remaja yang menyalahgunakan aksi klitih dalam bentuk kekerasan yang merugikan orang lain untuk mengisi waktu kosongnya. Ditambah lagi, remaja melakukan aksi klitih tanpa ada motif yang jelas, bahkan sekedar iseng. Banyak dari remaja yang melakukan aksi tersebut hanya untuk membuktikan diri dan mencari identitas di lingkaran pertemanannya. Akhirnya, pandangan masyarakat atas makna kata klitih berubah, tidak lagi dianggap sebagai kegiatan positif yang bermanfaat.


Menurut hasil penelitian pada jurnal "Faktor-Faktor Determinasi Perilaku Klitih", terdapat berbagai faktor dan alasan mengapa aksi klitih banyak dilakukan oleh anak usia remaja. Faktor-faktor tersebut yakni latar belakang keluarga dan orang tua, hubungan antar orang-orang terdekat seperti keluarga, lingkungan pertemanan, dan lingkungan sekitar, serta faktor lainnya seperti sifat dan karakter setiap individu. Dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa masa remaja merupakan masa dimana agresivitas seseorang sangat tinggi dengan tingkat pengendalian emosi yang masih cukup rendah. Maka dari itu, anak usia remaja cenderung mudah terpicu untuk melakukan tindak kekerasan terhadap orang lain dengan alasan yang bermacam-macam (Fuadi et al., 2019).


Aksi klitih yang marak terjadi di Yogyakarta sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Masyarakat tentu merasa terancam dengan keberadaan klitih yang dapat merugikan siapapun tanpa terkecuali. Pemerintah harus turun tangan untuk memberikan perlindungan kepada warga terutama dengan melakukan langkah preventif untuk menghindari aksi klitih oleh anak remaja. Terdapat beberapa langkah preventif yang telah dilakukan oleh pemerintah Yogyakarta. Pemerintah memberadakan Jaga Warga tingat kelurahan untuk menanggulangi dan mengawasi aktivitas anak remaja di wilayah-wilayah. Jaga Warga turut berkoordinasi dengan bhabinkamtibmas dan polsek dalam proses pengawasannya. Lalu, langkah preventif lainnya yang dilaksanakan yaitu dengan melakukan penyuluhan serta bimbingan kepada pelajar mengenai kejahatan di jalanan. Dengan dilaksanakannya penyuluhan, diharap remaja lebih sadar akan bahaya yang ditimbulkan dari kekerasan di jalanan serta lebih memahami cara mengambil keputusan dengan lebih bijak untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan dan merugikan orang lain.


Selain itu, pemerintah mulai mempelajari dan memahami lebih dalam pola-pola baru klitih. Hal tersebut karena banyak aksi klitih dengan beragam cara dan variasi yang mulai berbeda dari biasanya. Pemerintah khawatir akan keselamatan warga, terutama yang memiliki keharusan untuk berkendara pada malam hari. Maka dari itu, langkah-langkah tersebut dilaksanakan oleh pemerintah guna menghindari jatuhnya korban lainnya oleh aksi klitih.


Klitih merupakan tindakan kekerasan di jalanan yang merugikan keselamatan orang-orang tidak bersalah tanpa motif yang jelas. Pemerintah sebaiknya lebih tegas lagi dalam menanggulangi dan mencegah permasalahan klitih yang telah berlangsung sejak lama. Sebab, apakah kejahatan klitih akan terus dibiarkan seperti ini? Harus berapa banyak lagi korban yang berjatuhan baru pemerintah lebih tegas lagi dalam bertindak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun