--Kopi, merupakan salah satu minuman yang sedang populer di berbagai kalangan saat ini. Banyak sekali brand kopi dan gerai kopi yang bersaing untuk menawarkan dengan racikan rahasianya masing-masing.
Tapi, tahukah anda bahwa biji kopi ini memiliki sejarah yang berkaitan dengan Islam, terutama dengan Kaum Sufi.
Suatu hari, seorang sufi bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW secara langsung dan ia mendapatkan hadis yang berkaitan dengan orang yang sering meminum kopi. Dapat diketahui dari potongan hadis berikut:
السَّيِّدُ أَحْمَدُ بْنُ عَلِيٌّ بَحْرِ الْقُدَيْمِيُّ يَجْتَمِعُ بِالنَّبِيِّ صَلَّىاللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْطَهُ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُرِيدُ أَنْ أَسْمَعَ مِنْكَ حَدِيثًا بِلَا وَاسِطَةٍ. فَقَالَ لَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا زَالَ رِيحُ قَهْوَةِ الْبُنَّ فِي فَمِ الْإِنْسَانِ تَسْتَغْفَرُ لَهُ الْمَلَائِكَةُ
Artinya : "Ahmad bin Ali Bahr Al-Qudaimi pernah berjumpa dengan Nabi Muhammad dalam keadaan terjaga. Beliau berkata kepada Nabi SAW, Wahai Rasulullah SAW aku ingin mendengar hadis darimu secara langsung tanpa perantara. Rasulullah menjawab: Selama bau Qahwa al-Bun (kopi) masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristigfar (memintakan ampun) untuknya. "(Al-Attas, n.d., pp. 118-119)
Penulis memilih kata يُقظة Potongan kata tersebut setelah ditelusuri melalui Kitab Tazkirah Al-Nas mendapatkan hadis ditemukan informasi pada Kitab Tazkirah Al-Nas halaman 119 dan Kitab Hikayah As-Shufiyah halaman 198.
Dan setelah di analisa, dalam hal ini hadis tentang kopi yang diterima sufi melalui mimpi ini tidak bisa diterima secara akal, karena melalui kata يُقظة yang memiliki arti "terjaga" tidak mungkin seseorang mendapatkan hadis dari Rasulullah SAW melalui keadaan terjaga, walaupun ditakwilkan makna "terjaga" di sini menjadi melalui mimpi, tetap saja tidak bisa diterima secara akal manusia. Apalagi seseorang yang masa hidupnya jauh dari masa Rasulullah SAW bisa bertemu melalui mimpi seakan-akan nyata bertemu secara langsung. Jika mereka bisa menerima hadis dari Rasulullah SAW, maka mereka digolongkan sebagai Sahabat Rasul, sedangkan mereka tidak memenuhi syarat untuk seseorang dikatakan sebagai Sahabat Rasul.
Hadis tentang kopi yang diterima sufi ini juga tidak dapat diterima, karena tidak sesuai dengan sejarahnya. Minuman kopi belum dikenal di daerah Arab pada masa Rasulullah SAW masih hidup. Kopi pertama kali ditemukan pada abad ke-11, yakni beberapa abad setelah kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Namun, hal ini bertolak belakang dengan Asbabul Wurud yang diterima oleh Sayyid Nahlawi Ibnu Sayyid Khalil yang memperoleh cerita dari gurunya, Syaikh Salim Samarah. Bahwa, sufi meminta hadis secara langsung dan Rasulullah SAW memberikan tiga hadis, salah satunya tentang kopi, karena kopi sangat populer di kalangan sufi. Mereka minum kopi untuk tetap terjaga sepanjang malam, melaksanakan ibadah-ibadah sunnah dan berzikir kepada Allah SWT.. Ini karena kopi dapat mengurangi rasa kantuk, merasa segar dan dapat meningkatkan semangat untuk melakukan kegiatan atau beribadah.
Jadi, dari Asbabul Wurud hadis kopi di atas dengan fakta sejarah tidak mungkin Rasulullah SAW memberikan hadis tentang kopi, sedangkan pada zaman Nabi SAW kopi belum ditemukan. Maka hadis yang diterima melalui mimpi ini termasuk kepada Hadis Munqatia' dan hadis kopi tersebut juga tergolong ke dalam Hadis Maudhu' atau hadis palsu. Karena tidak sesuai dengan syarat-syarat Hadis Shahih.