Jualan liberalisme sudah tidak laku lagi di negeri barat termasuk di benua Eropa maupun Amerika justru mereka gagal. Akan tetapi mereka terus menerus berusaha mencari target baru untuk menanamkan pemikirannya serta melanggengkannya di negara-negara berkembang. Karena mereka faham bahwa di negara-negara berkembang ada perilaku demonstration effect yang berusaha latah mengikuti apapun dari barat.
Masyarakat barat mulai tahu dan sadar akan kelemahan dan kegagalan liberalisme. Dalam teori ekonomi analisis John Maynard Keynes berkebangsaan Inggris pada tahun 1930-an berhasil menunjukkan kegagalan liberalisme dalam bidang ekonomi. Maka dari pemikirannya lahirlah istilah ekonomi makro.
Yang mencengangkan ialah pertumbuhan Islam yang semakin signifikan di barat merupakan respon atas kegagalan teori-teori buatan manusia menunjukkan bahwa pada hakikatnya jiwa mereka kering, bosan dan rapuh  dengan gelimang dunia, harta, individualisme dan ke-egoan serta kekosongan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan. Hati nurani mereka ingin kembali kepada Sang Pencipta mereka.Â
Satu sisi mereka mau kembali ke ajaran agama mereka tetapi mereka punya trauma sejarah abad pertengahan tentang kegelapan dan kezaliman atas nama agama. Lantas mereka menemukan ketenangan itu ada pada Islam dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun mengherankan justru ideologi ini malahan mulai digandrungi oleh negara-negara Muslim berkembang pada khususnya. Bahkan dipromosikan dan diperjuangkan dengan sekuat tenaga padahal ia hanyalah sebuah perniagaan yang tidak laku lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H