Mohon tunggu...
Yudi Wahyudi
Yudi Wahyudi Mohon Tunggu... Freelancer - Programmer, IT Consultant dan SEO Expert

Pengembang Aplikasi SIBakul Jogja dan Konsultan SEO Plastic Smart Cities WWF Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gerakan Masa Depan Hijau di Tangan Kita melalui Pendidikan Perubahan Iklim

29 Agustus 2024   02:08 Diperbarui: 29 Agustus 2024   09:30 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh Implementasi:

  • Kegiatan Lingkungan di Sekolah: Siswa dilibatkan dalam kegiatan seperti penanaman pohon, pembuatan kompos dari sampah organik, atau pembersihan lingkungan sekitar sekolah. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang pentingnya aksi nyata, tetapi juga memberi mereka pengalaman langsung dalam berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
  • Kampanye Kesadaran Publik: Siswa dapat menyelenggarakan kampanye di sekolah atau di komunitas mereka, seperti sosialisasi tentang pengurangan penggunaan plastik, pentingnya daur ulang, atau penggunaan energi terbarukan. Kampanye ini membantu mereka belajar bagaimana memengaruhi orang lain dan mendorong perubahan positif di masyarakat.
  • Partisipasi dalam Gerakan Global: Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam gerakan global seperti Earth Hour atau World Cleanup Day. Ini menunjukkan bahwa tindakan kecil mereka dapat menjadi bagian dari upaya yang lebih besar di seluruh dunia untuk mengatasi krisis ik

Pendidikan Perubahan Iklim dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka di Indonesia telah mengintegrasikan pendidikan perubahan iklim sebagai salah satu isu prioritas. Filosofi pendidikan ini didasarkan pada pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang membangun manusia merdeka yang mampu berdiri atas kekuatan sendiri. Pendidikan perubahan iklim dalam Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian peserta didik dalam menghadapi perubahan global yang signifikan, seperti krisis iklim.

Implementasi Pendidikan Perubahan Iklim di Satuan Pendidikan

Implementasi pendidikan perubahan iklim di satuan pendidikan memerlukan integrasi yang menyeluruh dalam berbagai aspek kegiatan sekolah. Secara intrakurikuler, pendidikan perubahan iklim dapat disisipkan ke dalam mata pelajaran seperti IPA, Geografi, dan Pendidikan Kewarganegaraan, di mana materi tentang dampak perubahan iklim, adaptasi, dan mitigasi dapat diajarkan secara mendalam. Guru dapat menggunakan pendekatan berbasis proyek, studi kasus, dan diskusi kelas untuk menanamkan pengetahuan ilmiah serta kesadaran kritis mengenai isu-isu iklim. Selain itu, kegiatan kokurikuler seperti seminar, lokakarya, dan kunjungan lapangan ke lokasi-lokasi yang terdampak perubahan iklim juga dapat memperkaya pemahaman siswa.

Di luar jam pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler memainkan peran penting dalam pendidikan perubahan iklim. Klub lingkungan atau tim tanggap bencana di sekolah dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari dalam konteks yang lebih aplikatif. Melalui kegiatan seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, atau kampanye pengurangan emisi, siswa diajak untuk berpartisipasi aktif dalam tindakan nyata yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Selain itu, kemitraan dengan organisasi lingkungan, universitas, atau lembaga pemerintah dapat memperluas kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam program atau proyek yang lebih luas, bahkan di luar lingkungan sekolah.

Pendekatan holistik dalam implementasi pendidikan perubahan iklim di sekolah mencakup kebijakan yang mendukung keberlanjutan, pengelolaan fasilitas yang ramah lingkungan, serta penguatan budaya sekolah yang peduli iklim. Misalnya, sekolah dapat menerapkan kebijakan zero waste atau mengadopsi penggunaan energi terbarukan di fasilitas sekolah. Selain itu, penting bagi sekolah untuk mengembangkan budaya tangguh iklim, di mana seluruh warga sekolah, termasuk guru, siswa, dan staf, terlibat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam menghadapi krisis iklim secara efektif dan berkelanjutan.

Langkah Nyata Menuju Masa Depan Hijau

  1. Mengurangi Emisi: Mengadopsi gaya hidup rendah karbon, seperti menggunakan energi terbarukan, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, dan menghemat listrik.
  2. Pengelolaan Sampah: Mempraktikkan pengelolaan sampah yang baik dengan memilah sampah organik dan anorganik, serta mendaur ulang sampah plastik.
  3. Pemanfaatan Ruang Hijau: Menanam pohon dan memanfaatkan lahan untuk kegiatan penghijauan yang dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
  4. Peningkatan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi lingkungan melalui edukasi dan kampanye di sekolah dan komunitas.

Masa Depan Hijau di Tangan Kita

Pendidikan perubahan iklim adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dengan membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, kita dapat menghadapi tantangan krisis iklim dan menjaga kelestarian bumi untuk generasi mendatang. Setiap tindakan, sekecil apapun, akan berkontribusi pada masa depan yang lebih baik. Mari kita ambil bagian dalam upaya ini dan wujudkan masa depan hijau di tangan kita!

Artikel ditulis oleh: Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Green UKM di SIBakul Jogja dan Plastic Smart Cities yang merupakan salah satu kegiatan strategis WWF Indonesia dan dipublikasikan dengan judul yang sama dengan link:

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun