Mohon tunggu...
Vania Salsa
Vania Salsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa dalam perjalanan menuju S1 Ilmu Komunikasi yang mau bisa nulis katanya, doakan ya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cyberbullying Menjadi Faktor Pentingnya Batasan Usia Pengguna Media Sosial

15 Februari 2024   20:28 Diperbarui: 15 Februari 2024   20:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cyberbullying/kqed.org

Maraknya budaya korea terutama K-Pop mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 2007. Genre musik K-Pop yang digemari oleh masyarakat Indonesia dari kalangan anak-anak hingga dewasa melahirkan beberapa komunitas penggemar di media sosial yang ramai digunakan publik kala itu, yakni Facebook. 

Namun, komunitas yang seharusnya menjadi sarana berbagi ketertarikan dan menambah jalinan pertemanan tersebut tidak dapat dipungkiri memiliki sisi gelap yang mungkin merugikan anggota kelompoknya. 

Sebuah contoh kasus terjadi sekitar tahun 2013-2014 yang dialami seorang perempuan dengan inisial RA yang kala itu berusia 12 tahun. Mulanya, RA ikut meramaikan budaya K-Pop mengikuti teman-teman kelas di sekolahnya dan menjadikan salah satu grup K-Pop yang sama sebagai idola mereka. Meskipun anggota komunitas tersebut sama-sama mengidolakan salah satu grup K-Pop yang sama, namun mereka memiliki idola individu masing-masing dalam grup tersebut atau yang biasa dikenal dengan sebutan "bias". 

Mulanya, pertemanan RA dan teman-teman kelasnya tersebut berjalan dengan baik dan tidak terdapat konflik apapun. Hingga suatu hari, RA diberi informasi oleh beberapa temannya tersebut bahwa terdapat seseorang yang mengunggah status Facebook dengan menggiring sebuah opini yang merugikan RA. 

Meskipun pada status Facebook tersebut tidak disebutkan secara langsung nama yang dimiliki oleh RA, namun inisial yang disebutkan pada status Facebook tersebut menyebabkan rumor bahwa RA merupakan orang yang dituju.

 "Ada yang bikin status FB gitu ngejelek-jelekin aku, pake inisial sih tapi orang-orang udah ngira itu nama aku", Ucap RA saat dimintai keterangan. 

Tidak memahami awal mula kejadian tersebut, RA pun tidak mengambil pusing masalah itu dan tetap menggemari budaya K-Pop seperti biasanya. Meskipun ia tahu bahwa pelakunya ialah teman kelasnya sendiri, RA tetap memiliki itikad baik untuk tetap menjalani pertemanan. 

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, nama baik RA seolah menjadi buruk akibat pelaku menyebarkan rumor tentang RA pada komunitas online grup K-Pop tempat mereka bergabung. Hampir seluruh dari anggota komunitas kemudian melabeli RA sebagai seseorang yang memiliki kepribadian buruk. Mereka seolah menjauhi RA dan acuh terhadap keberadaan RA di grup komunitas tersebut. 

"Awalnya di grup pada ramah-ramah aja, tapi semenjak kejadian itu semuanya seolah jadi ga suka sama keberadaan aku di grup itu", Ucap RA menambahkan. 

RA pun memilih untuk keluar dari grup komunitas tersebut. Tak cukup sampai disitu, pelaku pembuat status Facebook tersebut kembali membuat status baru yang mengfitnah RA dan kemudian menghasut teman-teman kelas lain untuk menjauhi RA. Semenjak saat itu, teman kelas RA kemudian hilang satu per satu dan RA menjadi seorang gadis penyendiri.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun