Fenomena Spirit Doll
Akhirnya tergelitik juga untuk menulis yang lagi ramai dan viral dikalangan masyarakat. Khususnya kalangan selebritis
Para selebritis tersebut, saat ini sedang gemar-gemarnya memelihara boneka bayi. Kenapa kok memelihara, bukannya memainkan boneka. Boneka ini bukan boneka biasa, tapi boneka arwah atau spirit doll.
Mereka memperlakukan boneka tersebut layaknya bayi sungguhan. Diajak ngobrol, diberi makan minum, dibelikan baju yang wah harganya. Pokoknya sudah seperti memperlakukan anak sungguhan. Boneka tersebut bukankah boneka biasa. Boneka tersebut diisi oleh roh anak kecil melalui ritual tertentu. Konon, memelihara boneka ini bisa mendatangkan keberuntungan
Tren memelihara boneka arwah ini awalnya berasal dari negara Thailand. Pada tahun 2014 warga sana menggandrungi boneka-boneka cantik (kalau diperhatikan sebenernya menyeramkan), yang disebut 'Look Thep' atau 'Dewa Kecil.'
Boneka tersebut tak cuma berfungsi sebagai benda koleksi, namun jugq bisa mendatangkan keberuntungan. Semua itu berkat roh yang bersemayam dalam tubuh boneka. Namun praktek tersebut harus dibayar dengan sejumlah mahar kepada dukun yang memasukan roh ke tubuh boneka itu.
Sementara sejak zaman dahulu boneka arwah sudah ada. Namun keberadaannya dipakai sebagai ritual pemujaan atau keagamaan. Bukan dipelihara seperti zaman sekarang.
Mereka yang memelihara telah melanggar fitrah. Karena sejatinya manusia butuh penyaluran kasih sayang. Butuh disayang dan menyayangi. Sehingga terjadi krisis kasih sayang, dan boneka arwah menjadi pelampiasan.
Hal tersebut menjadikan  munculnya krisis agama dan krisis nalar sehat. Memelihara spirit doll sama saja kita melakukan kesyirikan, karena telah menyekutukan Allah. Mereka beranggapan bahwa jiwa mereka menjadi tenang karena adanya boneka arwah. Bagaimana mungkin sebuah boneka dapat dianggap mendatangkan ketenteraman dan kedamaian?
Mereka telah lupa pada Sang Pemberi ketenangan itu.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An Nisa : 48)
Seandainya mereka lebih memelihara bayi/ anak yatim, Â anak kurang mampu sudah pasti mereka akan mendapatkan limpahan pahala. Anak-anak tersebut akan terjamin kehidupannya.