Mohon tunggu...
Vani Destiana
Vani Destiana Mohon Tunggu... Apoteker - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hobi mendengar musik, dengan kepala yang sama - sama berisik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menghadapi Tantangan Resistensi Antibiotik, Seberapa Penting Edukasi terhadap Masyarakat?

29 Mei 2024   20:33 Diperbarui: 29 Mei 2024   20:34 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di negara berkembang. Salah satu andalan untuk mengatasi masalah ini adalah antimikroba, termasuk antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, dan antiprotozoa. Antibiotik adalah obat yang paling sering digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Berbagai studi menunjukkan bahwa sekitar 40-62% penggunaan antibiotik tidak tepat, misalnya untuk penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Penelitian mengenai kualitas penggunaan antibiotik di berbagai rumah sakit menemukan bahwa 30% hingga 80% penggunaan antibiotik tidak didasarkan pada indikasi yang benar (Kemenkes, 2011).

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan global, terutama karena menyebabkan resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik yang sebelumnya efektif membunuh mereka. Fenomena ini tidak hanya mengancam efektivitas pengobatan, tetapi juga menambah beban ekonomi dan sosial masyarakat. Setiap tahun, sekitar 440 ribu kasus baru TB-MDR (Tuberculosis-Multi Drug Resistance) terdeteksi, menyebabkan 150 ribu kematian di seluruh dunia. Di Eropa, diperkirakan 25 ribu orang meninggal setiap tahun akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri multiresisten. Di Amerika Serikat, sekitar 2 juta orang terinfeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik setiap tahunnya, dengan setidaknya 23.000 kematian yang disebabkan oleh infeksi tersebut setiap tahun. Tanpa tindakan yang tepat, kita berisiko kembali ke era pra-antibiotik di mana infeksi bakteri sederhana dapat menjadi fatal. Oleh karena itu, edukasi masyarakat mengenai penggunaan antibiotik yang bijak menjadi sangat penting.

Edukasi masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang bijak merupakan langkah penting dalam mengurangi penggunaan antibiotik secara berlebihan. Dengan memahami etiket penggunaan antibiotik, masyarakat dapat menghindari penggunaan antibiotik untuk kondisi yang tidak memerlukannya, seperti infeksi virus flu atau pilek. Di masa serba modern seperti saat ini, edukasi dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk melalui media sosial, kampanye publik, program penyuluhan di pusat-pusat kesehatan, dan integrasi dalam kurikulum sekolah. Edukasi yang diberikan haruslah mencakup informasi pentingnya mengikuti resep dokter, menyelesaikan seluruh dosis yang diresepkan, dan tidak menggunakan sisa antibiotik tanpa konsultasi medis.

Bukan tanpa alasan, telah banyak negara maju yang merasakan manfaat dari edukasi penggunaan antibiotik terhadap masyarakat. Di Swedia misalnya, kampanye nasional bertajuk "Strama" telah berhasil mengurangi penggunaan antibiotik secara signifikan. Kampanye tersebut melibatkan kerjasama antara pemerintah, profesional kesehatan, dan media untuk menyebarkan informasi tentang risiko resistensi antibiotik dan cara penggunaan antibiotik yang tepat. Hasilnya, Swedia mencatat penurunan penggunaan antibiotik hingga 43% selama dua dekade terakhir, yang berkontribusi pada penurunan tingkat resistensi bakteri di negara tersebut.

Selain itu, di Australia, program "NPS MedicineWise" memberikan edukasi kepada masyarakat dan profesional kesehatan tentang penggunaan obat yang bijak, termasuk antibiotik. Dengan menggunakan pendekatan berbasis bukti dan melibatkan berbagai strategi, seperti kampanye media, pelatihan untuk tenaga medis, dan materi edukasi online, program ini memberikan dampak positif  terhadap penurunan penggunaan antibiotik yang tidak perlu dan peningkatan kepatuhan terhadap pedoman penggunaan antibiotik.

Secara keseluruhan, menjaga efektivitas antibiotik merupakan tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh seluruh pihak, mulai dari individu, tenaga medis, hingga pemerintah. Melalui upaya edukasi yang terus-menerus dan kesadaran akan pentingnya penggunaan antibiotik secara bijak, kita dapat melindungi kesehatan masyarakat dari ancaman resistensi antibiotik yang semakin meningkat. Dengan kerjasama yang solid dan komitmen yang kuat, kita dapat memastikan bahwa antibiotik akan tetap menjadi sumber daya berharga yang efektif dalam memerangi infeksi bakteri di masa yang akan datang.

Pustaka Referensi :

Farida, H., Herawati, H., Hapsari, M. M., Notoatmodjo, H., & Hardian, H. (2016). Penggunaan antibiotik secara bijak untuk mengurangi resistensi antibiotik, studi intervensi di bagian kesehatan anak RS Dr. Kariadi. Sari Pediatri, 10(1), 34-41.

Setiawan, F., Fadillah, C. A., Wafa, F. N., Hendari, M. R., Putri, S. G., Nurhayati, T., & Febriyanti, Y. (2023). Penyuluhan Penggunaan Antibiotik yang Tepat dan Benar Dalam Upaya Pencegahan Resistensi Antibiotik. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 7(4), 3681-3689.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun