Mohon tunggu...
vania yuliani
vania yuliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi! I'm Vania Yuliani, 20 years old. I work for De Lazta Organizer as an event organizer's crew and WIP Koffie as a barista. On the other hand, I'm a communication science student of UNIKOM Bandung and a Chinese learner of Ronghua Bandung. I'm excited to develop my skills and grow professionally. I'm a communicative and adaptive person, I'm a fast learner as well.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemboikotan 121 Produk Pro Israel Berpotensi Melumpuhkan Ekonomi Negeri, Apa Benar?

4 November 2023   21:27 Diperbarui: 4 November 2023   23:13 5076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian pasti sudah tidak asing bukan dengan produk-produk pada gambar di atas? Produk-produk tersebut sudah banyak tersebar luas di berbagai wilayah di Indonesia, bahkan kerap kali dipakai sehari-hari oleh masyarakat. Namun, produk-produk tersebut kini diboikot di beberapa negara, termasuk Indonesia dikarenakan pro terhadap Israel.

Konflik antara Hamas dan Israel merupakan konflik yang sangat kompleks, bahkan telah dikategorikan sebagai tindakan genosida. Dampak kemanusiaan yang kian memburuk ini mengundang empati serta simpati masyarakat dari berbagai belahan dunia, salah satunya Indonesia. Salah satu bentuk kepedulian masyarakat adalah gerakan non kekerasan yang bersifat global yaitu Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) Movement. BDS Movement merupakan gerakan yang berupaya memakai teknik boikot ekonomi yang diharapkan dapat memberi tekanan pada perusahaan-perusahaan yang 'komplisit' dalam serangan Israel terhadap Palestina.

Sumber: bdsfrance
Sumber: bdsfrance

Terdapat kurang lebih 121 produk pro Israel yang hendak diboikot oleh masyarakat. Produk-produk tersebut telah memiliki nama yang besar dan beredar luas di Indonesia. Bahkan beberapa produk tersebut dipakai sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Tak sedikit juga, warga negara Indonesia yang bekerja di bawah naungan perusahaan-perusahaan ternama tersebut.

Menurut saya, strategi dukungan terhadap Palestina dengan cara memboikot produk pro Israel di Indonesia bukanlah pilihan yang tepat. Alih-alih melumpuhkan ekonomi Israel, hal ini justru dapat berimbas bahkan hingga melemahkan ekonomi Indonesia. Karena, pada dasarnya, di pabrik, kantor cabang, serta franchise perusahaan tersebut terdapat banyak warga lokal yang bekerja dan memperoleh pendapatan tetap dari perusahaan terkait. Argumen saya ini diperkuat dengan adanya peneliti INDEF, Ahmad Heri Firdaus yang mengatakan, "aksi boikot akan lebih merugikan ekonomi Indonesia ketimbang ekonomi Israel, sebab kebanyakan dari perusahaan-perusahaan Israel yang ingin diboikot sebenarnya sudah menyerap tenaga kerja dan sumber daya lokal".

Sebagai contoh, saya ambil 3 produk pro Israel ternama yang sudah menaungi banyak pekerja lokal di dalamnya. Dilansir dari website resmi Unilever Indonesia, terdapat 9 pabrik yang di dalamnya memiliki lebih dari 4.000 karyawan lokal Indonesia yang turut berkontribusi dalam perkembangan perusahaan Unilever di Indonesia. Contoh lainnya, Kurniadi, Sekretaris Perusahaan Sarimelati Kencana yang memegang merk dagang Pizza Hut mengatakan terdapat kurang lebih 616 gerai Pizza Hut yang dibuka di berbagai wilayah di Indonesia, dengan total karyawan tanah air saat ini mencapai 14.000-15.000 orang. Contoh terakhir, diambil dari data resmi Coca Cola Europacific Partners, dimana Coca Cola mengoperasikan 8 pabrik minuman yang tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali, serta mempekerjakan lebih dari 5.200 karyawan lokal.

Sedangkan, BPS mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang pada Februari 2023. Jika pemboikotan terhadap ratusan produk pro Israel ini terus digemborkan di Indonesia, pada akhirnya tentu akan berimbas pada pemotongan kuantitas pekerja, karena permintaan masyarakat tidak sebanding dengan pekerja di perusahaan. Ratusan perusahaan pasti akan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan ratusan ribu pekerja lokal demi menjaga biaya operasional internal. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia dan berujung pada melemahnya ekonomi di Indonesia.

Sumber: BBC.com
Sumber: BBC.com

Menurut pendapat saya, dapat disimpulkan bahwa pemboikotan produk pro Israel sama saja dengan mematikan ekonomi Indonesia. Saran pribadi saya sebagai penulis, bentuk dukungan terhadap Palestina dapat dilakukan dengan cara non kekerasan lain yang tidak merugikan bangsa sendiri. Contoh upaya dukungan terhadap Palestina yang dapat diterapkan adalah dengan mengedukasi lingkungan sekitar agar lebih memahami tentang konflik Israel-Palestina serta mengajak mereka agar memberikan dukungan dengan non kekerasan kepada Palestina. Cara atau upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan aktif dalam kampanye atau organisasi yang mendukung hak asasi manusia, keadilan, dan perdamaian dunia, hal ini pun dapat dengan mudah dilakukan melalui media sosial. Kita juga dapat mendukung upaya diplomasi internasional yang bertujuan mencapai perdamaian di kawasan Palestina-Israel. Jikalau memungkinkan juga kita bisa memberikan sumbangan ke organisasi yang fokus pada bantuan kemanusiaan bagi Palestina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun