Mohon tunggu...
Vania Salsabila
Vania Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Anything

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Wacana Kritis, Model-Model Pendekatan

29 Juni 2024   16:13 Diperbarui: 29 Juni 2024   16:47 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Wacana Kritis: Model-Model Pendekatan

Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menganalisis wacana kritis, seperti Analisis Bahasa Kritis; Analisis Wacana Pendekatan Prancis; Pendekatan Kognisi Sosial; Pendekatan Perubahan Sosial; dan Pendekatan Wacana Sejarah. Pada tahun 1970an, sekelompok guru di Universitas East Anglia mengembangkan pendekatan ini. Metode ini berfokus pada bahasa dan bagaimana bahasa berinteraksi dengan ideologi. Oleh karena itu, pilihan bahasa dan struktur gramatika yang digunakan menentukan ideologi. Bahasa seseorang digunakan untuk membawa ideologi tertentu melalui kata-kata atau struktur gramatika yang mereka pilih.

Berdasarkan penjelasan Halliday tentang struktur dan fungsi bahasa, model analisis Fowler et al. dikenal sebagai pendekatan kritis linguistik. Berdasarkan gagasan ini, Fowler et al. menyelidiki tata bahasa dan praktik pemakaiannya untuk mengetahui praktik ideologi. 1) Kosakata dan 2) Tata Bahasa adalah subjek bahasa yang dipelajari Fowler et al.

Dipengaruhi oleh teori wacana Foucault dan Althusser, Analisis Wacana Pendekatan Prancis juga dikenal sebagai Pendekatan Pecheux. Peceux berpendapat bahwa ideologi dan bahasa bertemu melalui pemakaian bahasa dan materialisasi bahasa pada ideologi. Peceux memperhatikan dampak ideologi diskursus yang menempatkan seseorang sebagai subjek dalam konteks sosial tertentu. Oleh karena itu, bahasa dianggap sebagai arena pertempuran di mana berbagai kelompok dan kelas sosial berusaha menanamkan kepercayaan dan pemahaman mereka.

Teun A. van Dijk adalah pendiri pendekatan Kognisi Sosial di Universitas Amsterdam, Belanda. Pada tahun 1980an, Van Dijk dan rekan-rekannya mengangkat masalah etnis, rasialisme, dan pengungsi dalam analisis berita di surat kabar Eropa. Hasilnya, van Dijk menemukan bahwa kognisi adalah komponen penting dalam pembuatan wacana dan bahwa pembuatan wacana akan melibatkan kognisi sosial.

Van Dijk menggunakan istilah "kognisi sosial" untuk mendefinisikan model analisisnya. Menurutnya, dalam menganalisis wacana, tidak hanya perlu menganalisis teks, tetapi juga melihat bagaimana teks tersebut dibuat dan alasan mengapa teks tersebut dibuat. Penelitian Van Dijk sebagian besar berfokus pada pemberitaan yang mengandung rasialisme dan diungkapkan melalui teks. Van Dijk melihat banyak hal, termasuk percakapan sehari-hari, wawancara kerja, rapat pengurus, debat di parlemen, propaganda politik, artikel ilmiah, editorial, berita, foto, dan film.

Menurut van Dijk, wacana memiliki tiga dimensi: teks, kognisi sosial, dan konteks. Dimensi teks melihat bagaimana struktur teks dan strategi wacana menegaskan tema tertentu. Dimensi kognisi sosial melihat proses pembuatan teks yang melibatkan kognisi individu penulis. Namun, dari perspektif konteks yang dipelajari, diskusi tentang suatu masalah berkembang dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun