Mohon tunggu...
Vania Nur Cahyati
Vania Nur Cahyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

here to leanr

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UIN SAIZU 54 Kelompok 19 Mengikuti Acara Merdi Desa Pertunjukan Wayang Kulit dan Wayang Golek di Redisari Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen

26 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:37 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mahasiswa kkn uin saizu pwt/dok. pri

Menjunjung budaya, mengangkat tradisi , memperkuat identitas bangsa merupakan bentuk rasa kepedulian masyarakat untuk tetap melestarikan budaya yang memiliki ciri khas tersendiri. Seperti halnya Merdi Desa yang dilakukan oleh warga desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen dan di ikuti oleh Mahasiswa KKN 54 UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Kelompok 19 pada hari Rabu-Kamis yang bertepatan pada tanggal 17-18 Juli 2024/11-12 Muharram 1446. Bagi sebagian gen Z ada yang paham akan makna Merdi desa namun ada juga yang tidak paham sama sekali. Merdi desa merupakan salah satu istilah  yang berarti bersih desa atau ada beberapa yang menyebut Suronan. Mengapa dikatakan sebagai suronan? Hal ini dikarenakan acara ini berlangsung pada bulan Suro (Jawa)/Muharam sebagai simbol rasa syukur masyarakat atas limpahan karunia dan nikmat yang diberikan oleh Tuhan YME entah itu berupa rezeki,keselamatan,ketentraman, ataupun keselarasan hidup. Selain sebagai ungkapan  rasa syukur sebagai seorang hamba terhadap Tuhannya, acara Merdi desa ini juga menjadi salah satu acara sakral yang dilakukan untuk menjaga tali persaudaraan antar sesama warga masyarakat desa serta untuk mengenang jasa para pendiri desa.

Acara ini diikuti oleh seluruh lapisan warga masyarakat desa Redisari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kegiatan ini berlangsung setiap ada momen tertentu seperti halnya Muharoman atau Menyambut Tahun baru Islam. Rangkaian acara Merdi Desa ini diawali dengan acara  kenduren (selamatan) yang dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat serta tokoh adat dan masyarakat. Setelah itu,  Pada malam harinya kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan Wayang Kulit dan wayang golek semalam suntuk atau yang biasa disebut dengan istilah "Merdi desa sewengi dur". Acara Merdi Desa menurut Singgih Bayu Pamungkas, sebagai Kepala Desa Redisari merupakan Salah satu ungkapan rasa syukur atas limpahan Nikmat, Rahmat dan karunia-Nya di tahun 2024 ini serta harapan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, kreatif, berdaya saing dan berbudaya dalam upaya mewujudkan Masyarakat Redisari yang lebih Aman, tentram dan sejahtera. Acara ini juga merupakan momen berharga khususnya bagi Masyarakat Islam di Desa Redisari

-Rizal Zunaedi Abdillah-

-Akhmad Rifqi Nawawi-

-Yusuf Alfathony-

-Vania Nur Cahyati-

-Zahra Lintang Nur Janah-

-Ainun Nidaul Khasanah-

-Maulidya Nur Cahyawati-

-Nuzula Afifah-

-Nur Halimah- 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun