Selain itu, pilihlah jenis atau bahan masker yang memudahkan anda bernapas. Masyarakat umum diperkenankan agar tidak memakai masker N95 untuk keperluan pribadi. Terlebih lagi orang tersebut memiliki riwayat penyakit pernapasan, masker yang sengaja didesain menutup rapat wajah ini justru dapat memperburuk kondisinya. Lagi pula, masker N95 ini sebetulnya diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terkena penularan virus.
Pada akhirnya, dampak pemakaian masker bergantung pada kondisi kesehatan, jenis masker, siapa, dan berapa lama orang tersebut memakainya.
Sementara lain, sama-sama sebagai protokol kesehatan, hand sanitizer yang terbilang praktis, terkadang juga mengundang bahaya bagi tubuh yang bisa diakibatkan oleh tingginya kandungan alkohol dan bahan kimia lain di dalamnya. Padahal agar dapat mencegah virus corona dianjurkan pemakaian cairan pembersih tangan berkadar alkohol tinggi. Biasanya pemakaian hand sanitizer yang berlebihan, akan:
- Membuat kulit lebih sensitif terhadap paparan sinar UV sehingga menyebabkan sensasi terbakar pada kulit.
- Zat antimikroba yang keras di dalamnya dapat memberikan rasa gatal pada kulit.
- Mengeringkan lapisan atas kulit dan kulit rentan mengelupas.
- Memicu reaksi alergi akibat kandungan triklosan yang masuk jauh ke dalam kulit dan memasuki aliran darah, yang kemudian dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh.
Maka dari itu, ada beberapa langkah yang dapat dipilih untuk mengatasi permasalahan tersebut, misalnya menggunakan antiseptik tangan dengan kandungan moisturizer tinggi terutama yang berasal dari bahan-bahan alami namun, tetap berisikan alkohol agar kulit senantiasa lembap, terawat, dan bersih. Kemudian, berhati-hatilah memakai hand sanitizer dengan memperhatikan jenis bahan kimia di dalamnya yang bisa saja merusak kulit.
Serta, upayakan untuk lebih memilih mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir jika ada tempat yang telah disediakan. Dan juga banyak minum air putih karena adanya cairan dalam tubuh akan membantu metabolisme kulit dalam pergantian sel.Â
Dari apa yang telah dijelaskan, sebenarnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lebih aman dan efektif dikarenakan kandungan antiseptik di dalamnya tidak berubah di segala kondisi, bahkan sabun dinilai ramah untuk digunakan oleh semua orang. Bahwasanya setelah memakai hand sanitizer, virus dan bakteri yang terbunuh juga tidak bisa langsung terbuang sehingga kemungkinan patogenik itu lantas berpindah ke wajah saat kita menyentuhnya. Berbeda ketika mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang bisa langsung membuang virus maupun segala organisme berpatogen dari tangan kita.
Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan terkait cara mengatasi efek samping pemakaian masker dan hand sanitizer berkepanjangan. Melalui strategi efektif dalam penerapan protokol secara baik dan benar sesuai standar yang telah ditentukan sehingga nantinya dapat mengantisipasi risiko bahaya yang memengaruhi kondisi tubuh seseorang. Dengan demikian, upaya penanganan pandemi COVID-19 kian terkendali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H