Mohon tunggu...
Vania AmeliaYulianti
Vania AmeliaYulianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca hal-hal yang menurut saya menarik, memasak dengan resep sesuka hati saya, dan mengeksplorasi alam yang bertujuan untuk menenangkan diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Resilience in Nature: Adapting to Environment and Economic Change

27 September 2024   22:21 Diperbarui: 27 September 2024   22:36 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Moderator: Muhammad Haikal

Narasumber: Ady Saiman

Pada stadium general pada KOMPAK THH 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 21 September 2024, berlangsung dimulai dari pukul 10.00-11.30 WIB. Stadium general bertema Resilience in Nature: Adapting to Environment and Economic Change yang mendatangi narasumber langsung dari koordinator Satgas naturalisasi Ciliwung Bogor, Ady Saiman.


Sebelum memasuki inti materi, ditayangkan beberapa video yang merupakan contoh kerusakan lingkungan. Pada video tersebut ditampilkan kerusakan lingkungan berupa sampah medis di sungai Ciliwung, penggundulan hutan, dan sampah plastik di laut. Kerusakan lingkungan adalah suatu penurunan kualitas lingkungan yang bisa menyebabkan menghilangnya sumber daya alam, berkurangnya biodiversitas, berpotensi menimbulkan bencana alam.

Seperti yang kita ketahui masalah lingkungan adalah permasalahan global yang belum tertangani dengan baik. Padahal masalah lingkungan adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh kita semua. Salah satu contoh nyata dari permasalahan ini dapat dilihat pada kondisi Sungai Ciliwung di Indonesia. Sungai Ciliwung terbentang dari hulu yang terletak di daerah Bogor yang meliputi kawasan Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Cisarua hingga kawasan hilir di pantai utara Jakarta dan mempunyai panjang 120 Km. Sungai Ciliwung merupakan sumber baku air minum. Namun permasalahan yang belum kunjung selesai adalah sungai ini mengalami pencemaran akibat limbah industri, limbah hasil dari rumah tangga warga di sekitar serta penumpukan sampah yang mencemari aliran air. Banyaknya warga sekitar yang membangun tempat tinggal di sekitar sungai Ciliwung menyebabkan banyaknya penumpukan sampah dan berkurangnya vegetasi alami.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjukkan bahwa sekitar 20.000 ton sampah dibuang ke Sungai Ciliwung setiap tahun, dengan sekitar 60% di antaranya adalah sampah plastik. Namun, keberadaan sampah ini tmencemari air, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat di sekitarnya dan merusak ekosistem sungai. Upaya untuk membersihkan dan menjaga kebersihan sungai memerlukan kesadaran diri dari masyarakat seperti tidak lagi membuang sampah pada pinggiran sungai, selanjutnya diperlukan kebijakan yang tepat dan dukungan pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun