Mohon tunggu...
sartika indah
sartika indah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kalijodo Sepenggal Kisah Cerita Ibu Kota

19 Februari 2016   21:36 Diperbarui: 19 Februari 2016   21:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Siapa warga Jakarta yang tidak mengenal Kali jodo? Pastilah hampir semua warga Jakarta mengenal daerah Kali Jodo yang terkenal dengan dunia malamnya. Tapi taukah bahwa sebenarnya dahulu daerah Kali Jodo adalah suatu tempat rekreasi bagi para perempuan peranakan Tionghoa untuk mencari jodoh dengan cara menyanyi lagu mandarin diatas sebuah biduk yang dihiasi pelita lampion. Namun pada jaman hindia belanda di daerah Jembatan Dua yang tak jauh dari kalijodo terjadi praktik kasus prostitusi dan akhirnya menyebar ke Kali Jodo seiring dengan datangnya para pendatang dari luar jawa.

Kini Kali Jodo menjadi tulang punggung beberapa orang yang tinggal disekitaran Kali Jodo. Diatas tanah sekitar 1,4 hektar tersebut kini terdapat 58 kafe malam dan ada 1.356 keluarga atau 1.032 jiwa di lima RT dengan jumlah PSK sekitar 450 orang. Setiap malamnya daerah Kali Jodo selalu dipenuhi oleh para pendatang yang dating dan menikmati malam sambil minum bir dan menyewa para PSK. Para PSK di Kali Jodo sebagian besar mengidap HIV/AIDS ini diutarakan oleh dokter Intan Novita yang berkerja di puskesmas penjaringan.  Di kawasan Kali Jodo ini juga menjadi tempat pemasok bir terbesar setelah Mangga Besar.

Kasus yang menimpa Kali jodo belakangan ini tentang penggusuran menjadi pembicaraan yang banyak dibicarakan di Media. Gubernur DKI Jakarta ingin daerah Kali Jodo digusur karena jalur Kalijodo adalah jalur hujau yang diperjualbelikan sehingga harus dibongkar dan nantinya akan dijadikan lahan pengairan. Penataan Kali Jodo juga lanjutan dari penataan di daerah Pluit. Para warga yang tinggal disekitar Kali Jodo mengharapakan adanya dialiog dengan pemerintah tentang penggusuran yang akan dilakukan. Para warga Kali Jodo banyak yang menolak penggusuran karena meraka selalu membayar pajak setiap tahunnya dan Rumah susun yang dijanjikan sebagai tempat relokasi juga belom tersedia. Menurut Wali kota Jakarta Utara Rustam Effendi bagi warga yangn ber-KTP DKI Jakarta akan dipindahkan ke Rusun Marunda dan Daan Mogot.

Masalah Kali Jodo juga ditanggapi oleh pengamat Kriminologi UI, Mustofa, menurut dia relokasi daerah Kali Jodo harus dilakukan dengan matang agar tidak terjadinya benturan yang terajadi. Masalah penggusuran ini harus dipikirkan matang-matang karena banyak warga kali jodo yang menggantungkan hidupnya di daerah Kali Jodo dan banyak dari mereka yang berasal dari kelas kalangan bawah dan kita beranjak menjadi kalangan menengah karena pendapatan yang di dapat dari kegiatan malam di Kali Jodo.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun