Mohon tunggu...
Vani Agustia
Vani Agustia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, Saya Vani Agustia dari Universitas Pamulang dengan program studi Ilmu Komunikasi S1.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Viral, Gus Miftah Mengolok-olok Penjual Es Teh di Pengajian, Mengingatkan Pentingnya nilai Kemanusiaan dalam Berbicara

10 Desember 2024   21:26 Diperbarui: 11 Desember 2024   19:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengajian Gus Miftah, 4 Desember 2024

Gus Miftah, yang juga dikenal sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto Bidang Kerukunan Beragama, dikecam setelah menghina penjual es teh dalam sebuah acara pengajian di Magelang, Jawa Tengah.

Dalam video yang beredar, Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh dengan mengatakan, "Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol g*b*o*k" yang artinya "Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual, g*b*o*k." Ucapan tersebut disertai tawa para hadirin dan dipandang merendahkan pedagang kecil.

Respon negatif muncul dari masyarakat dan partai Gerindra yang meminta Gus Miftah meminta maaf kepada penjual es teh tersebut. Gus Miftah kemudian mengonfirmasi bahwa itu adalah candaan dan meminta maaf secara langsung kepada penjual es teh.

Ia juga mendapat teguran dari Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya, yang mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam berbicara di depan publik.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menyesalkan ucapan Gus Miftah tersebut, menekankan bahwa meski dilakukan dengan candaan, ucapan tersebut tidak pantas, terutama datang dari seorang pendakwah dan pejabat publik.

Ia menegaskan perlunya kematangan diri dalam berbicara agar tidak kontra produktif. KH Cholil juga mengingatkan agar tindakan tersebut tidak ditiru oleh para ustadz dalam ceramah mereka.

Dalam kasus Gus Miftah yang mengolok-olok penjual es teh, ada sejumlah nilai kemanusiaan yang perlu diperhatikan, seperti empati, penghargaan terhadap martabat orang lain, kesetaraan, dan tanggung jawab seorang tokoh.

Meskipun mungkin niatnya bukan untuk merendahkan, namun tindakan tersebut dapat menyinggung perasaan orang lain dan melanggar prinsip saling menghormati.

Sebagai tokoh masyarakat, Gus Miftah, dan siapa pun yang memiliki pengaruh, sebaiknya menunjukkan contoh yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan memperhatikan dampak dari kata-kata serta tindakannya terhadap orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun