"Halo, sayang." Seorang pria dengan tubuh tinggi semampai itu menyapa Rena yang sedang duduk termenung di teras depan rumahnya.
"Yuk! Aku udah siap dari tadi!" Rena beranjak sambil berseru riang.
Ia sedari tadi memang sudah menunggu Fadlan-kekasihnya untuk berkencan di hari sabtu sore ini. Rena sudah berdandan sangat cantik untuk kekasihnya itu, tak lupa ia juga menyemprotkan parfum aroma vanilla-kesukaan Fadlan.
Rena menghabiskan sabtu sore yang cerah ini untuk makan es krim berdua bersama Fadlan, di salah satu toko es krim dekat rumahnya. Mereka berjalan kaki untuk bisa sampai kesana, sambil menikmati suasana musim kemarau yang baru saja datang di awal bulan ini.
"Aku pengen kamu sembuh." ucap Fadlan.
Alis Rena berkerut, "Aku gak sakit." ia merasa sedikit tersinggung atas ucapan Fadlan tersebut,.
Fadlan menatapnya iba, "Tapi aku khawatir sama kamu."
Rena mulai kesal, "Aku tahu kemana arah pembicaraan ini." katanya dengan nada yang sedikit marah, "kamu mau maksa aku untuk minum Pil itu, kan?" tebakan Rena benar.
Fadlan terdiam untuk beberapa saat.
"Aku cuma mau kamu sembuh." ucap Fadlan kemudian.
Rena tersenyum pahit, "Kamu gak sayang aku." ia menyimpulkan, "kamu cuma mau aku jadi sedih dan depresi."