Mohon tunggu...
Vania Aurel
Vania Aurel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMY'20

enjoyy

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bakmi Jawa Legendaris di Kota Magelang Sejak 1970

10 Desember 2021   14:48 Diperbarui: 13 Desember 2021   02:49 2685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAGELANG - Warung Bakmi Jawa Pak Broto merupakan salah satu tempat kuliner legendaris di kota Magelang. Menawarkan cita rasa bakmi jawa yang otentik, warung bakmi jawa Pak Broto yang terletak di Dusun Noyoditan, RT.01/RW.5, Godangan, Banjarnegoro, Kec. Mertoyudan, Kab. Magelang ini memiliki resep turun temurun sejak tahun 1970 hingga sekarang.

Dari tahun 1970 almarhum Pak Broto mulai merintis usaha ini dengan menggunakan pikulan berkeliling kampung untuk menjajakan dagangannya. Hal tersebut ia lakoni selama 10 tahun. Berawal dari berkeliling menggunakan pikulan ditambah dengan dagangannya yang semakin laris, pada tahun 1980 Pak Broto mulai menyewa tempat untuk ia berjualan. Seiring berjalannya waktu, warung bakmi Pak Broto ini semakin ramai dikunjungi pelanggan hingga membuat sang pemilik kontrakan tidak membolehkan Pak Broto untuk memperpanjang masa sewanya. Hal ini membuat Pak Broto berpindah-pindah tempat berjualannya dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya hingga sebanyak empat kali.

Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, warung bakmi jawa Pak Broto tersebut menjadi sukses dan membuahkan hasil. Pada tahun 1987, Pak Broto memutuskan untuk membeli lahan sebagai tempat menetap ia berjualan sekaligus sebagai tempat tinggal bersama keluarganya. Dari situlah Pak Broto mulai mengembangkan usaha bakmi jawanya di tengah banyaknya persaingan di luaran sana.

Semakin ketatnya persaingan, namun Pak Broto tak pantang menyerah untuk tetap mempertahankan usaha bakmi jawanya tersebut. Bakmi jawa yang dijual Pak Broto ini memiliki cita rasa tersendiri. Cara memasaknya yang menggunakan arang membuat bakmi jawa tersebut mempunyai rasa yang khas. Selain itu Pak Broto memiliki teknik memasaknya dengan cara dimasak satu persatu sesuai pesanan pelanggan. Itulah yang membuat kenikmatan bakmi jawa Pak Broto dan mampu bertahan hingga saat ini.

Semakin suksesnya usaha bakmi jawa tersebut, hingga Pak Broto mampu memiliki 4 cabang di Magelang dan 3 cabang di Tangerang. Cabang yang ada di Magelang dipegang sendiri oleh anak-anak pak Broto, sedangkan cabang yang berada di Tangerang dipegang oleh keponakannya. Pak Broto sendiri memiliki 5 anak yaitu, 2 laki-laki dan 3 perempuan.

Pada tahun 2012 Pak Broto menghembuskan napas terakhirnya pada usia 76 tahun. Anak-anak Pak Broto tak pantang menyerah dan semakin gigih untuk melanjutkan usaha yang telah dirintis oleh ayahnya tersebut sejak tahun 1970.

“Saya ingat pesan bapak dulu, kita harus mengutamakan cita rasanya. Jadi masaknya harus satu persatu sesuai pesanan, agar bumbu tiap sajiannya pas dan nikmat,” terang Mbak Tin anak kedua Pak Broto.

Selain menu mie yang disajikan, warung bakmi jawa Pak Broto ini juga memiliki menu andalan lainnya antara lain; Nasi Goreng, Nasi Godog, Bakmi Goreng/godog, Seninjong goreng/godog, Tongseng Ayam, dsb. Harga yang ditentukan pun sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp 16.000. Dengan harga terjangkau dan cita rasa yang menjanjikan, bakmi jawa Pak Broto ini semakin banyak digemari dan semakin terkenal hingga ke kalangan pejabat.

Saat Pak Broto masih hidup pun sudah banyak pejabat yang mampir ke warung bakmi jawa Pak Broto tersebut. Seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Bapak Sutiyoso, Bapak Agum Gumelar, Kasad Bapak Andika Perkasa, dll. Tidak hanya pejabat, acara TV pun pernah meliput warung bakmi jawa Pak Broto kemudian ditayangkan dalam salah satu program acara TV kulineran yang dipandu oleh Benu Buloe.

Potret anak-anak Pak Broto saat sedang memasak bakmi jawa secara langsung. (dokpri)
Potret anak-anak Pak Broto saat sedang memasak bakmi jawa secara langsung. (dokpri)

“Memasaknya ini kan harus satu persatu, jadi yang antri beli ya harus sabar. Kalau ngga sabar ya monggo tidak apa-apa karena kita mengutamakan cita rasa,” jelas mbak Tin.

Karena larisnya warung bakmi jawa Pak Broto ini, dalam sehari mampu menghabiskan 10 potong ayam. Hal itu belum ditambah lagi jika ada pesanan dalam jumlah besar untuk sebuah acara tertentu. Namun karena masa pandemi ini, warung bakmi jawa Pak Broto ikut terkena dampaknya. Awalnya yang dalam sehari mampu menghabiskan 10 potong ayam, sekarang paling banyak hanya 7 potong ayam. Pengunjung juga menjadi sepi tidak seperti biasanya saat sebelum pandemi. Untuk mengatasi hal itu Mbak Tin dan anak-anak Pak Broto lainnya mendaftarkan warung bakmi jawa pak Broto tersebut dalam situs online seperti Grab dan Gojek. Hal itu memudahkan pelanggan untuk memesan melalui situs online tersebut tanpa perlu datang langsung ke tempat. Hal ini juga dilakukan sebagai salah satu bukti mengikuti peraturan dari pemerintah guna memutus penyebaran mata rantai covid-19.

Pandemi ini tak menjadikan alasan bagi anak-anak Pak Broto untuk tidak melanjutkan usaha bakmi jawa tersebut. Justru anak-anak almarhum Pak Broto tetap semangat mempertahankan resep turun temurun yang telah diwariskan oleh Pak Broto. Tanpa mengurangi resep apapun, cita rasa bakmi jawa Pak Broto tetap sama dan tetap terjaga dari tahun 1970 hingga sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun