Mohon tunggu...
Vania Priskila
Vania Priskila Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Pendidikan / Dosen

Dosen dan psikolog pendidikan yang berfokus mengembangkan potensi individu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Luka yang Tak Terlihat

23 Januari 2025   10:21 Diperbarui: 23 Januari 2025   10:21 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bahaya di Balik Non Suicidal Self Injury

Kesehatan mental merupakan fondasi utama untuk hidup yang bahagia dan produktif. Produktif berarti menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dengan waktu, energi, dan sumber daya yang dimiliki. Menjadi produktif juga merupakan salah satu indikator bahwa individu memiliki daya dan keberfungsian psikologis yang baik. 

Saat ini, kesehatan mental semakin menjadi sorotan di tengah tekanan hidup yang kian kompleks. Isu ini mulai diakui sebagai elemen penting dan dipertimbangkan dalam aspek kesejahteraan individu. Masalah kesehatan mental yang tengah marak terjadi, kini menjadi konsumsi khalayak ramai dan mungkin menjadi isu hangat di kalangan remaja dan dewasa muda, seolah menjadi sebuah tren. 

Salah satu masalah kesehatan mental yang marak saat ini adalah perilaku melukai diri. Perilaku melukai diri ini, tidak selalu mengarah pada tindakan bunuh diri. 

Non Suicidal Self Injury (NSSI) adalah tindakan yang disengaja untuk merusak jaringan tubuh sendiri tanpa adanya keinginan untuk mengakhiri hidup. Perilaku ini mencakup berbagai bentuk, seperti menyayat kulit, membakar kulit, atau memukul diri sendiri. Meskipun tidak bertujuan untuk bunuh diri, NSSI sering kali menjadi indikator adanya masalah psikologis yang mendalam dan memerlukan perhatian serius.

Penelitian menunjukkan bahwa NSSI paling umum terjadi pada remaja dan dewasa muda. Sebuah tinjauan sistematis oleh Cipriano, et al pada tahun 2017 menemukan bahwa prevalensi NSSI bervariasi secara global, dengan angka yang signifikan pada populasi remaja. Sayangnya di Indonesia, fenomena NSSI masih kurang diteliti.

NSSI seringkali berfungsi sebagai mekanisme koping untuk mengatasi emosi negatif, seperti kecemasan, depresi, atau stres. Individu yang melakukan NSSI umumnya menjadikan hal tersebut untuk mengurangi perasaan atau pikiran yang tidak diinginkan (bentuk pengalihan rasa sakit), menghasilkan perasaan yang lega, untuk mendapatkan perhatian dan dukungan dari orang lain ataupun untuk menghindari suatu tekanan atau tuntutan. 

Faktor risiko yang berkaitan dengan perilaku ini meliputi pengalaman trauma masa kecil, kesulitan dalam regulasi emosi, dan atau adanya gangguan mental lainnya. Meskipun NSSI tidak bertujuan untuk bunuh diri, individu yang melakukannya memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri di masa depan. 

Penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai NSSI agar individu yang terpengaruh merasa didukung dan terdorong untuk mencari bantuan profesional. Pemahaman akan bahaya NSSI ini juga merupakan upaya preventif agar individu lebih memiliki kesadaran penuh untuk mencari pertolongan segera saat mengalami luka-luka yang tidak terlihat (masalah psikologis) tanpa harus melukai fisiknya. Menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas bukan hanya kebutuhan individu, tetapi juga langkah menuju masyarakat yang lebih sehat dan produktif. 

 

Mari terus mengupayakan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental agar luka yang tak terlihat tetap dapat diobati segera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun