Mohon tunggu...
Vania Cahya Ramadhani
Vania Cahya Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembangunan Ekonomi Negara Berkembang

31 Oktober 2022   06:15 Diperbarui: 31 Oktober 2022   06:43 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perang Dunia II telah usai dan banyak negara mulai memperhatikan kondisi perekonomiannya. Salah satu isu yang mendapatkan banyak perhatian yakni pembangunan ekonomi, terutama di negara yang sedang berkembang (NSB). Berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945, telah membuat banyak negara mulai memikirkan ketertinggalannya terhadap negara-negara maju. Namun, hal ini dianggap suatu keterlambatan bagi negara sedang berkembang untuk mulai memberikan perhatiannya terhadap pembangunan ekonomi. Terdapat beberapa masalah yang melatarbelakangi pembangunan ekonomi pada negara berkembang. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman tentang beberapa hal yang mendasari pembahasan masalah ini.

Sebelum membahas tentang pembangunan ekonomi pada NSB, perlu adanya pemahaman tentang pengertian pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi atau perkembangan ekonomi merupakan suatu proses yang diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya pendapatan per kapita penduduk dalam jangka yang panjang dan perubahan pada sistem politik, struktur kegiatan ekonomi serta struktur sosialnya yang mengarah pada modernisasi. Pembangunan ekonomi yang cenderung membahas tentang aksi atau sebuah proses, berbeda dengan ekonomi pembangunan yang berupa ilmu yang mempelajari tentang pembangunan ekonomi. Menaikkan pendapatan per kapita serta produktivitas merupakan sebuah langkah atau tujuan negara berkembang untuk melaksanakan pembangunan ekonomi, sehingga dapat mengejar ketertinggalannya dari negara maju. Selain menambah kekayaan, adanya pembangunan ekonomi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memanfaatkan banyaknya jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Di sisi lain, adanya pembangunan ekonomi tentunya mengurangi adanya kesenjangan antara negara maju dengan negara berkembang.

Berakhirnya masa Perang Dunia II yang berlangsung mulai tahun 1939 hingga 1945, telah membuat beberapa negara terlepas dari cengkeraman penjajah dan mulai menjalankan kehidupannya sebagai negara yang merdeka. Namun, kondisi ini tidak langsung memberikan pengaruh yang baik terhadap kondisi perekonomiannya meskipun suatu negara telah dikatakan merdeka. Proses ini telah membuat pemerintah dan masyarakat mulai memikirkan dan memberikan banyak perhatian terhadap pembangunan ekonomi di negaranya yang sedang berkembang.

Terfokuskannya perhatian banyak pihak terhadap pembangunan ekonomi setelah usainya masa perang dunia, didasarkan pada beberap faktor. Adanya penjajahan telah membuat banyak negara hanya memfokuskan tujuannya untuk melepaskan diri dari tangan para penjajah, sehingga tidak ada sebuah pemikiran yang mengarah pada perbaikan kondisi ekonomi. Memperjuangkan negaranya hingga mendapatkan kemerdekaan merupakan tujuan utama negara-negara yang sedang dijajah. Hal ini merupakan faktor utama ketertinggalan NSB dalam hal pembangunan ekonomi. Kondisi negara setelah baru merdeka pun tidak memberikan suatu ruang gerak bagi negara tersebut untuk mendapatkan beberapa alternatif arah pembangunan ekonomi. Bahkan, pada masa itu negara-negara berkembang sedang menghadapi masalah lambatnya angka pertumbuhan ekonomi dan angka inflasi yang sangat tinggi.

Setelah berjalannya waktu, pembangunan ekonomi merupakan salah satu masalah yang sangat penting dan mendapatkan banyak perhatian. Beberapa faktor yang mendasari terjadi hal ini yaitu sebuah keinginan negara berkembang untuk meningkatkan kondisi ekonomi sehingga dapat mengejar ketertinggalannya dari negara maju. Niat dan tujuan tersebut ternyata juga mendapatkan suatu dukungan dari beberapa negara maju. Tak jarang negara maju juga turut serta mempercepat pembangunan ekonomi di negara berkembang atas dasar kemanusiaan. Hal ini juga memberikan dampak baik terhadap hubungan antara negara-negara tersebut, terutama hubungan politik dan ekonomi. Oleh karena itu, adanya hubungan dan kerja sama antara negara maju dengan negara berkembang ini menjadi salah satu faktor pendorong pembangunan ekonomi.

Negara sedang berkembang tentunya memiliki beberapa fokus masalah yang dihadapi. Masalah-masalah tersebut diantaranya yaitu kemiskinan, perkembangan pendapatan tidak merata, dan kesenjangannya dengan negara maju. Kemiskinan merupakan masalah yang kerap kali ditemui di banyak negara yang bahkan hingga saat ini pun masih menjadi masalah yang belum bisa teratasi dengan baik. Kemiskinan merupakan kondisi tak terpenuhinya kebutuhan hidup dari standar minimum. Kemiskinan yang dimaksud dapat berupa tingkat pendidikan rendah, perumahan kumuh, tingkat kesehatan yang kurang baik, kekurangan gizi dan kekurangan air bersih. Kemiskinan terjadi karena masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan primer. Tingkat kemiskinan dapat dilihat dengan beberapa indikator, yaitu dengan adanya faktor kekurangan, baik kekurangan materi, pemenuhan kebutuhan sosial, maupun penghasilan.

Perlu diketahui bahwa ada berbagai jenis kemiskinan. Menurut Ali Khomson, ada berbagai jenis kemiskinan, antara lain:

  • Kemiskinan Absolut
  • Kemiskinan Relatif
  • Kemiskinan Kultural
  • Kemiskinan Struktural

Berbagai jenis kemiskinan tersebut memiliki perbedaan yang menggambarkan banyak kondisi kemiskinan di kalangan masyarakat luas. Kemiskinan absolut merupakan kemiskinan yang pendapatannya di bawah standar ketetapan negara atau yang biasa dikenal sebagai pendapatan di bawah upah minimum. Hal tersebut menyebabkan seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan primernya. Sedangkan, kemiskinan relatif merupakan sebuah kondisi akibat tidak meratanya pembangunan. Hal ini menyebabkan adanya kesenjangan kondisi perekonomian masyarakatnya. Namun, kemiskinan ini berdasarkan pada perbandingan antara penduduk dengan lingkungannya. Kemudian terdapat kemiskinan kultural yang terjadi karena budayanya yang tidak berorientasi pada kesejahteraan perekonomian. Ada berbagai ciri kemiskinan kultural, misalnya budaya masyarakatnya yang konsumtif, korupsi, kolusi, dan nepotisme, pemalas, rendahnya etos kerja, bergantung pada harta warisan, dan sebagainya. Sedangkan kemiskinan struktural yaitu ketidakmampuan masyarakat untuk mengelola sumber daya lingkungannya. Hal ini dapat digambarkan dengan banyaknya investor yang mengelola sumber daya di wilayah tempat tinggalnya, sehingga mereka kehilangan sumber daya untuk dimanfaatkan.

Di samping masalah kemiskinan, masalah perkembangan pendapatan yang tidak merata juga menjadi masalah yang dihadapi negara berkembang. Dalam hal ini, pendistribusian pendapatan yang kurang merata merupakan isu yang kerap kali dihadapi. Ada berbagai faktor penyebab terjadinya masalah ini, antara lain:

  • Terjadinya inflasi

Inflasi merupakan kondisi naiknya harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

  • Pendapatan per kapita turun

Pendapatan per kapita adalah jumlah uang yang diperoleh per orang di suatu negara.

  • Mobilitas sosial menurun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun