Mohon tunggu...
Vania JovelynNando
Vania JovelynNando Mohon Tunggu... Teknisi - Pelajar

Seorang yang terus mencoba

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pinisi, Kapal Layar Penyokong Keberlanjutan dari Indonesia

23 Oktober 2024   22:59 Diperbarui: 23 Oktober 2024   23:54 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sejarah maritim yang kuat. Sebagai negara yang bergantung pada jalur laut untuk perdagangan dan perekonomian, kapal layar tradisional Pinisi telah memainkan peran penting dalam sejarah perkapalan Indonesia. Berasal dari Sulawesi Selatan, kapal Pinisi terkenal sebagai simbol kebanggaan dan kearifan lokal dalam membangun dan mengoperasikan kapal layar yang kokoh dan tangguh. Namun, di era modern ini, teknologi kapal layar kembali mendapat perhatian, bukan hanya karena nilai sejarahnya, tetapi juga potensinya dalam memajukan keberlanjutan dalam industri perkapalan.

Kapal Layar Modern: Solusi Berkelanjutan

Industri perkapalan global saat ini menghadapi tantangan besar dalam mengurangi jejak karbonnya. Sektor ini menyumbang sekitar 3% dari emisi karbon dunia, dan inovasi teknologi menjadi semakin mendesak untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Salah satu inovasi tersebut adalah penggunaan teknologi WindWing, yang dapat mengurangi konsumsi bahan bakar kapal secara signifikan. Sebuah kapal kargo Pyxis Ocean, misalnya, menggunakan teknologi tenaga angin untuk menggantikan konsumsi bahan bakar fosil hingga 1,5 metrik ton per hari. Penggunaan energi angin ini menjadi langkah konkret menuju perkapalan yang lebih ramah lingkungan.

Indonesia, Sebagai Negara Maritim

Bagi Indonesia, yang memiliki ribuan pulau, jalur laut merupakan tulang punggung perekonomian dan perdagangan. Seiring dengan kebutuhan akan solusi yang lebih ramah lingkungan, teknologi kapal layar modern, seperti yang dipelopori oleh WindWing, dapat membantu Indonesia mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi bahan bakar kapal. Di samping itu, penerapan teknologi ini juga berpotensi mengurangi emisi karbon secara signifikan, sejalan dengan komitmen global untuk memerangi perubahan iklim.

Warisan Pinisi dan Masa Depan Perkapalan

Pinisi sebagai kapal layar tradisional Indonesia memiliki akar budaya yang kuat dan telah menjadi simbol ketahanan masyarakat maritim Nusantara. Keberhasilan kapal Pinisi yang dibangun tanpa teknologi modern telah membuktikan kearifan lokal yang berharga dalam perkapalan. Kini, dengan menggabungkan teknologi modern, seperti tenaga angin, dengan prinsip-prinsip dasar desain kapal layar tradisional, Indonesia bisa menjadi pionir dalam pengembangan kapal kargo yang lebih ramah lingkungan.

Penggunaan kapal layar berbasis teknologi hybrid ini juga dapat memotong biaya operasional hingga sekian persen, sekaligus memberikan kontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon. Selain menjadi inovasi dalam keberlanjutan perkapalan, penerapan teknologi angin di Indonesia akan memperkuat status negara ini sebagai kekuatan maritim dunia yang mampu bersaing secara global.

Penutup

Di tengah tekanan untuk mencapai target keberlanjutan global, teknologi kapal layar yang didukung oleh tenaga angin menjadi solusi inovatif bagi industri perkapalan. Dengan memanfaatkan energi angin yang berlimpah di lautan, kapal modern dapat menjadi kendaraan masa depan yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan. Dalam konteks Indonesia, semangat Pinisi sebagai kapal layar perintis, dapat dihidupkan kembali dengan mengadopsi teknologi terbaru untuk menciptakan sistem transportasi laut yang lebih berkelanjutan dan berkontribusi pada upaya global untuk melawan perubahan iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun