Mohon tunggu...
Vanessa Nathania
Vanessa Nathania Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar.

"Mirabilis jalapa" yang gemar bersinggah di ufuk baratnya hidup.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Batik: Reminisensi bagi Sang Pelopor Budaya Mode Indonesia

2 Oktober 2021   22:46 Diperbarui: 9 Oktober 2021   11:42 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sang kusuma nusantara dengan seutas kisah dalam jalinan kain mori ini beratas-namakan batik. Sejak masa Kerajaan Majapahit, rakyat Indonesia sudah mengguratkan malam atau lilin untuk menggunakan canting dalam perwujudan rupa seni membatik. Warisan budaya yang diturun-temurunkan ini berperan sebagai pionir dalam sektor mode, yang resmi menggemakan namanya dalam dunia internasional melalui pengakuan UNESCO sebagai warisan dunia. Berkenaan dengan itu, 2 Oktober menjadi hari pendeklarasian kembali bagi keharuman nama batik.

Menjadi cerminan identitas bangsa, motif batik yang kental dengan ilustrasi filosofi kehidupan menyimpan sejarah sendiri dalam menautkan namanya untuk menyusuri tangga dunia fesyen internasional, berikut beberapa kesempatan yang menaik-daunkan kembali nama Batik Indonesia dalam satu kompilasi.

  1.  https://cdn-2.tstatic.net/surabaya/foto/bank/images/batik-gedog-jokowi-tuban.jpg
    Pak Jokowi, mengenakan batik tenun gedog - pengrajin tenun asal Tuban Permata yang belum banyak diketahui sebelum ini, diangkat kembali ke permukaan dunia mode setelah dipilih untuk membingkai figur Presiden RI, Pak Jokowi sendiri, dalam sebuah kesempatan dengan latar belakang Istana Negara. Dari gerainya, ‘Batik dan Tenun Gedog’ di jalan Mojopahit dan berlanjut ke acara pameran batik di Jakarta Convention Center di kuartal terakhir tahun 2020 silam, gerai batik Jawa Timur yang dikunjungi Pak Jokowi menyorot sang batik tenun bermotif gelombang natural dengan warna coklat muda tsb.
     
    Batik gedog mendapat sebutannya dari bunyi yang dikeluarkan alat tenun kala pengerjaannya, yang mayoritas menerapkan metode batik tulis guna menghasilkan kesan khas tersendiri. Kain hasil tenun yang digunakan untuk batik gedog bertekstur agar kasar, oleh karenanya motif-motif geometris yang gemar diilustrasikan adalah burung merak dan burung srigunting.

  2. https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.7L0y0v5OpQhHl2ffZndR8gHaEL&pid=Api
    Pak Soeharto berjasa dalam memprakarsai debut bagi batik Indonesia di dunia internasional kala menghadiri Konferensi PBB, julukan ‘Pahlawan Batik’ kemudian disematkan bagi beliau oleh karena usahanya dalam memasyarakatkan budaya nusantara ini. Dalam periode keaktifan berdiplomasinya, Pak Soeharto seringkali memberikan cinderamata batik kepada rekan sesama pemimpin negara lainnya. Salah satu perwujudan keberhasilan beliau ditunjukkan pertama kalinya pada acara jamuan santap malam kenegaraan, dimana presiden AS, Ronald Reagan yang didampingi istrinya, Nancy Reagan hadir dalam balutan batik.
    Dua batik rancangan Iwan Tirta mewarnai kegiatan bercengkrama tersebut. Kemeja batik bermotif Sido Luhur menjadi pilihan Sir Reagan, sedangkan Mrs. Reagan mengenakan gaun batik berlengan panjang dengan nuansa merah. Motif Sido Luhur sendiri mengilustrasikan harapan terhormat untuk berkedudukan tinggi dan menjadi panutan bagi masyarakat.

  3.  https://pbs.twimg.com/media/EF3xtn2W4AIWpGO?format=jpg&name=900x900
    Sehubungan dengan peristiwa keseragaman antar Pak Soeharto dengan Sir Reagan, ada kejadian serupa yang terjadi belum lama pada ulang tahun Batik Indonesia setahun silam antar Pak Jokowi dengan mantan perdana menteri Australia. Berlatarkan Istana Mangkunegaran Solo, Presiden Joko Widodo yang kala itu sedang berpidato menangkap Sir Malcolm Tumbull memasuki ruangan dengan tampilan kemeja batik coklat khas Solo. Presiden Jokowi sendiri terlihat mengenakan batik bermotif cendrawasih yang menambah kesan berwibawa dan tegas beliau. Teladan itu disambut dengan penegasan sekali lagi melalui ajakan warga asing untuk turut ambil andil dalam meresonansikan keelokan batik di kancah yang lebih mendunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun