Salah satu aspek paling menonjol dari Congo, My Country adalah visi Lumumba untuk masa depan Kongo. Ia membayangkan sebuah negara yang merdeka, bersatu, dan berdaulat, di mana setiap warga negara memiliki hak yang sama. Lumumba menekankan pentingnya persatuan nasional untuk mengatasi perpecahan etnis yang sering dimanfaatkan oleh penjajah. Baginya, kemerdekaan bukan hanya pembebasan dari penjajahan, tetapi juga pembangunan masyarakat yang adil dan setara.
Dalam bukunya, Lumumba juga berbicara tentang pentingnya pendidikan sebagai kunci untuk membangun masa depan Kongo. Ia percaya bahwa rakyat Kongo harus diberikan akses pendidikan agar dapat mengambil alih kendali atas negara mereka sendiri. Pendidikan, menurut Lumumba, adalah alat untuk memberdayakan rakyat dan membebaskan mereka dari ketergantungan pada penjajah.
Tragedi dan Warisan
Perjuangan Lumumba untuk kemerdekaan tidaklah mudah. Setelah Kongo merdeka pada 30 Juni 1960, Lumumba diangkat sebagai Perdana Menteri pertama. Namun, pemerintahannya segera dihadapkan pada tantangan besar, termasuk perpecahan internal dan campur tangan asing. Belgia, bersama dengan kekuatan internasional lainnya, khawatir terhadap pandangan anti-kolonial dan nasionalisme radikal Lumumba.
Pada Januari 1961, Lumumba ditangkap, disiksa, dan akhirnya dibunuh oleh pasukan yang didukung oleh Belgia dan CIA. Kematian Lumumba meninggalkan luka mendalam bagi rakyat Kongo dan gerakan anti-kolonial di seluruh dunia. Meski demikian, ide-idenya tetap hidup melalui tulisan-tulisannya, termasuk Congo, My Country.
Relevansi Congo, My Country Saat Ini
Hari ini, Congo, My Country tetap menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Buku ini tidak hanya menggambarkan sejarah perjuangan Kongo, tetapi juga memberikan pelajaran tentang pentingnya keberanian, persatuan, dan ketahanan dalam menghadapi penindasan. Pemikiran Lumumba tentang keadilan sosial, pendidikan, dan kedaulatan nasional tetap relevan di era modern, terutama di Afrika yang masih menghadapi tantangan ekonomi dan politik.
Sebagai seorang penulis, Patrice Lumumba menunjukkan bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk menginspirasi perubahan. Melalui Congo, My Country, ia meninggalkan warisan intelektual yang mengingatkan dunia tentang pentingnya perjuangan untuk kebebasan dan martabat manusia. Bagi rakyat Kongo, Lumumba bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga simbol harapan dan kebanggaan nasional yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H