Selama bertahun-tahun, era globalisasi telah menuntut transformasi paradigma dalam berbagai bidang dan bidang pemasaran adalah salah satunya. Perusahaan harus memiliki keunggulan inovasi dan kompetitif jika mereka ingin berkompetisi di dunia bisnis global. Persaingan baru bukan antara barang atau jasa yang dijual; namun lebih pada layanan, periklanan, kemasan, konsultasi, pembiayaan, pengaturan pengiriman, penyimpanan, dan elemen lain yang dianggap penting oleh masyarakat. Produsen berusaha menarik perhatian pelanggan karena adanya persaingan di 'pasar'.
Salah satu strategi pemasaran yang efektif adalah iklan. Selama bertahun-tahun, iklan telah digunakan untuk mengubah bagaimana pelanggan membeli barang atau jasa. Iklan sangat penting dalam strategi pemasaran karena membantu pelanggan memilih barang atau jasa berdasarkan informasi yang mereka dapatkan. Iklan sebelumnya disiarkan di radio, koran hingga billboard. Namun, seiring berjalannya waktu, iklan telah beralih ke dunia digital. Pengembangan iklan di dunia saat ini berkembang pesat dan didukung oleh pertumbuhan teknologi yang semakin hari semakin canggih.
Dahulu di era tradisional (sebelum tahun 1960-an) seringkali kita menemukan iklan dimana perempuan yang digambarkan secara stereotip sebagai ibu rumah tangga yang bersih, cantik, dan patuh. Namun seiring berjalannya waktu, kini munculnya istilah "femvertising" yang menekankan kampanye periklanan berfokus pada pemberdayaan perempuan. Perusahaan menggunakan pesan feminis untuk membangun merek dan menghubungkan dengan konsumen yang semakin sadar akan kesetaraan gender.
Strategi promosi di dunia digital ini merupakan salah satu strategi utama yang diimplementasikan oleh agen komunikasi dan perusahaan. Bahkan, dalam survei yang dilakukan dengan perusahaan, 98% dari mereka menyatakan bahwa komunikasi di media ini "sangat efektif" untuk meningkatkan kehadiran dan pertumbuhan ekonomi mereka di pasar yang kompetitif saat ini. Selain itu, saluran komunikasi ini memungkinkan perusahaan untuk terlibat secara langsung dan membangun koneksi dengan pelanggan mereka, dengan biaya yang relatif rendah dan dengan efisiensi tinggi dibandingkan dengan media tradisional, membuatnya relevan untuk perusahaan dari semua ukuran.
Kehadiran influencer digital sebagai pemimpin opini digital telah terbukti mempengaruhi persepsi nilai merek, membangun keterlibatan merek, dan mendorong niat pembelian konsumen. Pemasaran influencer menghasilkan "return on investments" (ROI) sebelas kali lebih besar daripada pemasaran digital, menurut survei pemasaran Neilsen. Beauty influencer media sosial semakin populer dan mempengaruhi sikap, persepsi, preferensi, pilihan, dan keputusan konsumen. Beauty influencer media sosial adalah orang biasa yang telah menciptakan kehadiran beauty influencer dari tingkat dasar melalui saluran atau halaman media sosial mereka dan, dalam prosesnya, telah menciptakan jaringan pengikut yang luas. Dalam hal ini, beauty influencer media sosial berbeda dari selebriti tradisional atau tokoh publik, yang bergantung pada karir mereka yang ada (misalnya, aktor, penyanyi, politisi) untuk menjadi populer dan melakukan pengaruh.
Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia adalah pasar yang menguntungkan untuk produk kosmetik. Selain meningkatnya jumlah generasi milenial yang tertarik dengan produk kecantikan, segmen pria yang tidak kurang peduli dengan penampilan juga memperluas pasar kosmetik. Tasya Farasya, mengingat bahwa, sebagai mega-beauty influencer dengan pengikut Instagram yang besar di Indonesia, dia dapat mendorong persepsi dan perilaku pengikutnya. Contohnya seperti setiap kali Tasya Farasya, seorang beauty influencer, mempromosikan produk kecantikan, terjadi peningkatan penjualan secara langsung. Namun, dampaknya tidak hanya terbatas pada penjualan, tetapi juga menciptakan kesadaran merek yang lebih besar. Merek yang diasosiasikan dengan Tasya Farasya cenderung mendapatkan eksposur yang lebih luas dan mendapatkan keuntungan dari citra positif yang dibawa oleh beauty influencer ini.
Dibandingkan dengan model pemasaran konvensional, strategi content marketing lebih cocok untuk era modern. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa dalam pemasaran tradisional, agensi iklan biasanya membantu membuat iklan untuk barang atau jasa klien agar audiens yang melihatnya memutuskan untuk membelinya. Oleh karena itu, iklan yang didasarkan pada influencer akan menarik minat pelanggan dengan lebih baik jika didukung oleh strategi pemasaran berbasis konten yang efektif. Marketing konten digital dapat menghasilkan nilai dari iklan produk di berbagai media sosial. Perusahaan periklanan harus menggunakan strategi pemasaran yang umum dan mempertimbangkan komponen pendukungnya untuk mencapai tujuan penerapan content marketing, seperti: kredibilitas, persuasi, originalitas, dan kreativitas.
Media menggambarkan sosok perempuan yang "sempurna" kepada khalayak. Dengan mempertimbangkan penguraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh peran beauty influencer dalam pemasaran produk kecantikan telah menciptakan paradigma baru dalam industri kecantikan. Dengan kombinasi daya tarik pribadi, kredibilitas, dan kegiatan yang mendidik melalui kreativitas, beauty influencer tidak hanya mempromosikan produk, tetapi juga menciptakan pengalaman yang unik bagi audiensnya. Oleh karena itu, kolaborasi antara merek kecantikan dan beauty influencer di era sekarang tidak hanya merupakan strategi pemasaran yang inovatif, tetapi juga suatu keharusan untuk memenangkan hati konsumen yang semakin digital dan interaktif. beauty influencer memegang peran krusial dalam merancang tren dan memengaruhi persepsi kecantikan perempuan.Â
Dalam esai ini, disoroti bagaimana mereka berkontribusi pada femvertising, yaitu pemasaran yang mengutamakan pemberdayaan perempuan dan menolak stereotip gender yang usang. Beauty influencer tidak hanya sebagai sumber inspirasi kecantikan, tetapi juga berperan sebagai model perilaku. Dengan menonjolkan keunikan dan keberagaman, mereka menciptakan norma baru yang mempengaruhi perilaku konsumen, khususnya perempuan, terutama dalam konteks industri kosmetik.
Industri kosmetik semakin mengadopsi femvertising sebagai strategi pemasaran. Femvertising memberikan nilai tambah, tidak hanya pada produk, tetapi juga pada pesan-pesan yang bersifat inklusif dan memperkuat identitas perempuan. Beauty influencer memainkan peran penting dalam merancang dan menyampaikan pesan-pesan ini. Beauty influencer dapat membuka ruang untuk keterwakilan yang lebih baik dan keanekaragaman dalam iklan kosmetik. Mereka menjadi perwakilan beragam bentuk tubuh, warna kulit, dan latar belakang, yang membantu mematahkan standar kecantikan yang sempit dan usang. Meskipun beauty influencer memiliki dampak positif, tetapi perlu diakui bahwa ada tantangan dan pertimbangan etika dalam peran mereka. Dalam mempromosikan produk, terutama yang terkait dengan kecantikan dan penampilan, perlu ada kewaspadaan untuk tidak memperburuk tekanan sosial terhadap penampilan fisik.
Tulisan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan dan kesadaran konsumen. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana iklan memengaruhi persepsi kecantikan, konsumen, khususnya perempuan, dapat membuat pilihan yang lebih berdasarkan nilai-nilai positif dan kesehatan mental. Dengan demikian, kesimpulan artikel ini mencerminkan peran penting beauty influencer dalam membentuk femvertising di industri kosmetik, sekaligus menekankan perlunya pendidikan dan kesadaran konsumen untuk mempromosikan pesan-pesan yang positif dan inklusif dalam iklan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI